JAKARTA, KOMPAS — Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia atau Inasgoc berupaya turut menggerakkan ekonomi masyarakat melalui momentum Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Salah satunya dengan melibatkan para pelaku usaha kecil menengah lokal dalam pembuatan 60-70 jenis cendera mata resmi Asian Games. Cendera mata itu diluncurkan di Jakarta, Jumat (23/3). Penjualan cendera mata itu ditargetkan bisa mencapai Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar.
Acara simbolis peluncuran cendera mata itu dilakukan di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Hadir dalam peluncuran itu, antara lain Ketua Inasgoc Erick Thohir, Wakil Ketua Inasgoc Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Direktur Deputi II Bidang Administrasi Inasgoc Mochtar Sarman, dan Direktur Pendapatan Inasgoc Hasani Abdulgani.
Dalam peluncuran tersebut, Inasgoc membuka satu stan resmi di pusat perbelanjaan tersebut dan selanjutnya akan membuka sedikitnya 20 stan di Jakarta ataupun Palembang. Di stan itu, mereka menjual sejumlah cendera mata, antara lain kaus, boneka, hingga gantungan kunci.
Cendera mata itu dibuat untuk berbagai kalangan, mulai dari anak balita, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Semuanya dibuat untuk putra ataupun putri. Harga yang ditawarkan dari yang termurah Rp 3.500 per unit hingga termahal Rp 5 juta per unit.
Selain di stan resmi, produk-produk tersebut bisa dibeli toko ritel resmi yang telah bekerja sama dengan Inasgoc. Semua produk itu pun bisa dibeli secara daring melalui ritel daring resmi yang telah bekerja sama dengan Inasgoc.
Tak hanya mengincar sukses penyelenggaraan, prestasi, dan administrasi, Asian Games pun harus sukses memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama menggerakkan perekonomian, ujar Ketua Inasgoc Erick Thohir.
Erick mengatakan, salah satu fungsi penyelenggaraan Asian Games adalah turut menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia, terutama para pelaku usaha kecil menengah (UKM). Atas dasar itu, semua cendera mata itu mereka buat melalui kerja sama dengan para pelaku UKM lokal. Sebagian besar bahan bakunya pun buatan dalam negeri.
”Tak hanya mengincar sukses penyelenggaraan, prestasi, dan administrasi, Asian Games pun harus sukses memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama menggerakkan perekonomian,” ujarnya.
Mochtar menuturkan, untuk saat ini, 60-70 jenis cendera mata itu dibuat oleh dua UKM lokal. Namun, masih ada 130-140 jenis cendera mata lagi yang sedang diproduksi oleh sedikitnya 18 UKM lainnya. ”Semuanya akan kami luncurkan bertahap hingga menjelang penyelenggaraan Asian Games 2018 (18 Agustus-2 September),” ucapnya.
Menurut Mochtar, antusiasme pelaku UKM terlibat dalam pembuatan cendera mata Asian Games 2018 cukup tinggi. Paling tidak, sekarang, ada 300-an UKM yang ingin mendaftar atau menjalin kerja sama dengan Inasgoc. Mekanisme mendaftarnya, mereka membayar royalti di muka dengan nilai 7,5 persen dari harga ritel atau 15 persen dari harga jual pasaran setiap produk.
”Kalau sudah menjalin kerja sama, mereka bisa menggunakan brand atau merek dagang Asian Games 2018, dari logo, maskot, hingga corak turunan dalam produk-produk yang mereka hasilkan. Adapun penggunaan merek dagang Asian Games 2018 tidak boleh sembarangan. Bagi pelaku UKM yang tidak terdaftar (tetapi) coba menjual produk bermerek dagang Asian Games 2018, mereka akan kami tindak,” kata Mochtar.
Target pendapatan
Hasani mengutarakan, karena antusiasme UKM terlibat dalam pembuatan cendera mata Asian Games 2018 cukup tinggi, Inasgoc pun berani menargetkan pendapatan tinggi dari penjualan cendera mata. Setidaknya, mereka menargetkan hasil penjualan cendera mata itu bisa mencapai Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar.
Asian Games ini momen langka. Saya ingin menjadi saksi momen langka itu dengan menonton langsung pertandingan yang ada dan juga memiliki pernak-perniknya,” ujar pembeli asal Jakarta Dinda Hauw (21).
PT Cahaya Natural Botanikal merupakan salah satu UKM lokal yang tertarik bekerja sama dengan Inasgoc. Direktur PT Cahaya Natural Botanikal Amadeus Pribowo menyampaikan, pihaknya sekarang sedang menjajaki kerja sama itu. Rencana pada April-Mei, mereka sudah bisa meluncurkan produknya yang bermerek dagang Asian Games 2018 ke pasaran.
Adapun produk yang mereka jual adalah produk-produk kecantikan berbahan baku hasil alam Indonesia, seperti sabun, sampo, hingga obat antinyamuk. Mereka akan menyediakan produk-produknya untuk atlet ataupun ofisial negara peserta Asian Games dan menjual secara komersial.
”Asian Games ini ajang besar, sedikitnya ada 10.000 tamu asing yang akan datang ke Indonesia. Ini kesempatan besar untuk kami mempromosikan produk-produk kami,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat pun sangat antusias memiliki cendera mata Asian Games 2018. Buktinya, seusai stan resmi itu dibuka, sejumlah orang langung menyerbu tempat itu untuk membeli pernak-pernik yang ada.
”Asian Games ini momen langka. Saya ingin menjadi saksi momen langka itu dengan menonton langsung pertandingan yang ada dan juga memiliki pernak-perniknya,” ujar pembeli asal Jakarta Dinda Hauw (21).