PURBALINGGA, KOMPAS – Memasuki musim buah duku pada Januari hingga Maret, puluhan pedagang buah duku berejer di tepi jalan baik di Purbalingga maupun di Purwokerto. Duku Kalikajar, Purbalingga yang manis dan legit dibawa menggunakan wadah anyaman bambu dan dijual Rp 8.000 hingga Rp 13.000 per kilogram.
Kalikajar merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah. Senin (19/3) siang, belasan pedagang menggelar lapak kayu di tepi Jalan Raya Kalikajar, Purbalingga. Duku-duku dihamparkan pada tampah serta kotak kayu yang dinaungi terpal.
Di sepanjang jalan itu tampak pula pohon-pohon duku dengan tinggi lebih dari 5 meter. Rindang daunnya dan lebat buahnya terutama di sekitar Desa Bedagas. “Duku kalikajar keunggulannya adalah kulitnya tipis, dagingnya tebal dan manis, bijinya kecil,” kata Wati (50) salah satu pedagang duku di Kalikajar, Purbalingga.
Wati mengatakan, dirinya memiliki empat buah pohon duku yang sudah ada sejak kakek-neneknya. “Duku berbuah setahun sekali. Satu pohon bisa berbuah sampai 3-4 kuintal,” katanya.
Duku Kalikajar, kata Wati, biasa dijual di sekitar Purbalingga, Purwokerto, bahkan diangkut hingga ke Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta. “Saat duku melimpah di awal panen, harganya sekitar Rp 8.000 per kilogram. Sekarang sudah mulai sedikit, harganya Rp 13.000,” tuturnya.
Dari pengalaman Kompas, duku Kalikajar ini jauh lebih manis dibandingkan dengan duku yang berasal dari wilayah Kroya, Cilacap serta Salem, Kabupaten Brebes. Satu kilogram duku Kalikajar, dapat habis dalam waktu kurang dari setengah hari.
Bupati Purbalingga Tasdi saat menghadiri Bazar Duku Kalikajar, Sabtu (3/3) menyampaikan, promosi duku merupakan salah satu cara untuk mengangkat ekonomi kerakyatan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan perkebunan.
Tasdi juga menginstruksikan agar pada halaman di setiap kantor pemerintahan ditanami pohon Duku Kalikajar sebagai ikon buah khas Purbalingga. Hal ini untuk menjaga regenerasi tanaman duku.
“Kuncinya adalah tidak hanya memanen. Namun juga harus menanam kembali, meregenerasi, melestarikannya sehingga dapat dinikmati sampai anak cucu kita kelak, dan musim panen duku tahun depan atau festival Duku Kalikajar akan jadi agenda tahunan kabupaten,” katanya seperti tertulis dalam siaran pers.
Duku Kalikajar pun telah mengantongi Sertifikat Prima Tiga dari Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Jawa Tengah pada tahun 2016. Saat ini Duku Kalikajar kembali diusulkan untuk mendapatkan sertifikat prima dua. Sertifikasi tersebut merupakan pengakuan terhadap pelaksana usaha tani bahwa produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan bermutu baik.
Penyuluh Pertanian Desa Kalikajar Agus Cahyadi menyampaikan, sertifikasi prima dua dapat memberikan jaminan kepada konsumen bahwa duku kalikajar memiliki mutu baik dan aman untuk dikonsumsi. Duku Kalikajar yang dihasilkan pun memiliki posisi tawar yang lebih baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani Duku Kalikajar.