PT MRT Jakarta Tambah Satu Direksi dan Satu Komisaris
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Satu tahun menjelang beroperasi, akan ada penambahan satu direksi dan satu komisaris di tubuh PT MRT Jakarta. Satu direksi tersebut yaitu Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis karena MRT Jakarta berupaya untuk mampu mendapatkan penghasilan dari nontiket (nonfare box) serta dari pengembangan bisnis lainnya.
Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah, Kamis (22/3), menjelaskan, hal tersebut merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2017 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tahun 2018, Rabu (21/3).
Untuk penambahan direksi, lanjut Hikmatullah, akan ditetapkan oleh dewan komisaris. “Dewan Komisaris mendapat kewenangan dari RUPS untuk melakukan penunjukan tersebut, yaitu menunjuk salah satu direktur untuk sementara merangkap jabatan direktur baru tersebut sampai ada penetapan,” ujar Hikmatullah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjelaskan, penambahan direksi baru perlu dilakukan karena MRT Jakarta segera beroperasi pada Maret 2019. Pemprov DKI perlu memastikan, beban PSO PT MRT Jakarta bisa berkurang dengan cara mengembangkan bisnis nonfare box (nontiket). Pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD), periklanan, telekomunikasi, serta bisnis lainnya bisa dilakukan untuk mendukung operasional. Karenanya, diperlukan direktur lain di luar operasional.
“Untuk mengisi posisi tersebut, direktur pengembangan dan dan dukungan bisnis harus memenuhi sejumlah kriteria seperti berdaya saing mengejar bisnis, inovatif, risk thinking, profesional, dan pro active. Serta tentunya harus melalui proses seleksi secara ketat,”ujar Sandi.
Mengenai nama yang akan mengisi direktur pengembangan dan dukungan bisnis tersebut, ujar Sandiaga, belum ada namanya. Untuk sementara masih dirangkap salah satu direksi.
Sementara untuk pembangunan MRT, dari laman resmi MRT Jakarta disebutkan, sampai dengan akhir Februari 2018 sudah mencapai 91,86 persen. Konstruksi layang sudah maju hingga 87,99 persen, sementara konstruksi bawah tanah sudah mencapai 96,76 persen. Adapun penyelesaian sistem perkeretaapian juga penyiapan kereta sudah mencapai 72,74 persen.
"Kereta untuk MRT Jakarta yang tengah dalam proses pengiriman ke Jakarta dari pabrik Toyokawa, Jepang, diperkirakan tiba di Tanjung Priok, Jakarta tanggal 28 Maret 2018. Setelah itu dua set kereta yang masing-masing terdiri atas enam kereta akan dibawa langsung ke dipo MRT Jakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan,"ujar Hikmatullah.
Sandi menerangkan, jadwal operasional MRT Jakarta tidak akan molor. Bulan Desember 2018 akan melakukan percobaan kereta. MRT Jakarta fase 1 dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia akan beroperasi Maret 2019.