Dengan percaya diri, Amania AR, siswa kelas V SD Percontohan Pulau Untung Jawa 01 di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, membentangkan kertas putih berukuran folio dengan kedua tangannya. Di kertas itu, dia membuat gambar perempuan berhijab yang menggambarkan dirinya berdampingan dengan robot serta serangkaian alat laboratorium. Di bagian bawah kertas, bocah itu menulis ”Aku adalah profesor”. Anak pulau itu tak hanya berhenti sebagai anak pulau yang akan menjadi profesor dan membuat robot. Kelak, Amania akan mewujudkan lagi mimpinya pergi ke belahan dunia lain yang jauh dari pulau tempat tinggalnya saat ini.
”Aku Anak Pulau Mendunia. Aku Akan ke Mesir,” tulis Amania di sudut kanan atas kertas kerjanya. Dia terinspirasi ke Mesir karena ada saudaranya yang jadi hafiz (penghafal Al Quran) dan pernah ke Mesir.
Adapun Bagus Awal Ramadhan, siswa kelas V SDN Pulau Harapan 02 di Kepulauan Seribu, tak kalah mantap menuliskan dirinya kelak akan menjadi dokter. Anak nelayan Pulau Sebira ini ingin menjelajahi dunia, termasuk Inggris. ”Saya pernah ke dokter karena ada sakit flek, tapi di pulau tidak mudah ketemu dokter. Nanti saya mau jadi dokter yang mengobati orang-orang sakit di pulau,” ujar Bagus.
Ada 15 anak pulau lainnya yang juga diajak berani mengungkapkan cita-citanya. Sebagian besar memilih jadi guru atau dokter. Namun, ada yang berbeda dengan memilih jadi atlet atau profesor.
Ihsanuddin (30), trainer dan motivator independen, serta sejumlah kakak pendamping lain memandu anak-anak pulau untuk secara kreatif menuangkan mimpi mereka dalam bentuk gambar dan tulisan. Di sesi lokakarya mengenali talenta dan potensi diri, mimpi dan cita-cita, serta rasa percaya diri, setiap anak dipandu untuk percaya bahwa mimpi besar anak pulau tidak akan sekadar mimpi. Mereka dapat mewujdukannya apabila mampu menggali kekuatan dan kelemahan serta punya tekad yang kuat. ”Tinggal di mana pun kalian, di pulau yang terpencil, di kampung, atau di desa, tetap harus semangat. Dengan semangat luar biasa dan percaya diri, kalian bisa menjadi anak pulau yang mendunia,” kata Kak Ihsan ketika menutup lokakarya.
Berani
Ucapan Ihsan bukan tanpa bukti. Dia adalah anak petani kolam ikan di salah satu desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Namun, dia berani bermimpi untuk hidup di kota Jakarta. Meski saat kuliah dia juga jadi penjual ikan atau buruh angkut, kini dia bisa menjadi trainer dan punya bisnis bimbingan belajar. Dia berkesempatan untuk dipanggil menjadi pembicara di banyak daerah.
Membangun mimpi 17 siswa kelas V SD yang datang dari sejumlah pulau di Kepulauan Seribu dan Banten dilakukan Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP) dengan menggelar Camp Anak Pulau (CAP). Peserta CAP pada tahun kedua penyelenggaraan ini dipilih dari siswa di sekolah yang didatangi relawan KIJP yang merupakan para profesional yang peduli pada pendidikan anak-anak pulau.
Anak-anak yang datang dari sejumlah pulau ini sejak Kamis lalu menjalani kegiatan yang menarik. Mereka dibawa mengunjungi Garuda Indonesia Training Center di Cengkareng untuk mengenal seluk-beluk pesawat terbang. Meski belum pernah merasakan terbang dengan pesawat sungguhan, anak-anak dapat merasakannya saat diperbolehkan ke simulator pesawat.
Pada Jumat (23/3), anak-anak pulau ini kembali merasakan pengalaman yang berbeda. Tak tampak kelelahan dari wajah 17 siswa dari kepulauan ini. Jadwal padat kunjungan ke perusahaan hingga lokakarya dijalani dengan ceria dan riang. Mereka diajak melihat potensi mereka dalam bidang sains, musik, dan acting-musical. Lagi-lagi, anak-anak pulau ini dilatih oleh relawan profesional di bidangnya. Pada penutupan CAP 2018 di kantor Pertamina Jakarta, anak-anak akan tampil bersama.
Anak-anak pulau didampingi guru kelas masing-masing. Para guru tak hanya jadi penonton. Mereka juga sibuk dengan lokakarya mengenai cara berkomunikasi dengan siswa yang efektif serta metode pembelajaran yang kreatif.
"Kami senang karena anak-anak di sekolah kami dikunjungi relawan KIJP untuk belajar dengan asyik dan kenal beragam profesi. Lalu, tiap tahun ada siswa yang diundang ke Jakarta," kata Icah Aisyah, guru SDN Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Banten.
Sementara itu, Ketua (Kapten) KIJP Novita Permatasari mengatakan, lewat kegiatan CAP ini diharapkan anak-anak terpilih dari tiap pulau dapat memanfaatkan wawasan yang didapat dari kunjungan ke perusahaan dan beragam kegiatan lainnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Kesempatan ini jadi tabungan masa depan untuk jadi pribadi yang berkarakter dan agen perubahan di pulau masing-masing," katanya. (ELN)