SURABAYA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berencana meresmikan Jalan Tol Ngawi-Kertosono seksi Ngawi-Wilangan di Jatim sepanjang 52 kilometer, Kamis (29/3/2018). Rencana peresmian dan pengoperasian seksi Ngawi-Wilangan itu membuat Surabaya-Solo hampir tersambung dengan jalan tol yang bisa menjadi rute alternatif jalur darat.
Antara Surabaya, ibu kota Jatim, dan Solo atau resminya ditulis Surakarta, kota kedua terkemuka di Jateng, membentang empat ruas jalan tol sepanjang 255,4 km. Tol Solo-Ngawi (90,1 km) belum selesai dibangun.
Tol Ngawi-Kertosono (88,5 km) juga belum selesai, tetapi seksi Ngawi-Wilangan segera diresmikan dan dioperasikan. Tol Jombang-Mojokerto dahulu disebut Kertosono-Mojokerto (40,5 km) sudah beroperasi penuh. Tol Surabaya-Mojokerto (36,3 km) juga sudah beroperasi penuh.
”Untuk seksi Ngawi-Wilangan diajukan untuk segera diresmikan karena telah memiliki Sertifikat Laik Fungsi Jalan Tol dari Kementerian Perhubungan dan Sertifikat Laik Operasi dari Badan Pengatur Jalan Tol,” ujar Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya Iwan Moedyarno yang dihubungi dari Surabaya, Senin (26/3/2018). Sertifikat Laik Fungsi Jalan Tol terbit pada 5 Maret 2018, sedangkan Sertifikat Laik Operasi terbit sehari kemudian.
Di seksi Ngawi-Wilangan juga telah diadakan uji peralatan untuk kesiapan operasi tol. Uji itu dilaksanakan di empat gerbang tol, yakni Ngawi, Madiun, Caruban, dan Wilangan, sehingga segera terintegrasi dengan sistem transaksi nontunai. Di gerbang tol dimungkinkan pembayaran dengan kartu nontunai dari Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, BTN, dan Bank Jatim.
”Untuk tarif belum mendapatkan keputusan dari Menteri PUPR, tetapi saya dengar akan ada rasionalisasi,” kata Iwan.
Menurut BPJT, rasionalisasi berupa pengurangan tarif per km dengan opsi perpanjangan konsesi dan penyederhaan golongan kendaraan. Tarif kendaraan golongan I mungkin akan menjadi Rp 1.000 per km, golongan II menjadi Rp 1.500 per km, dan golongan III-V digabung menjadi golongan III yang bertarif Rp 2.000 per km. Konsesi Tol Ngawi-Kertosono yang 35 tahun dimungkinkan menjadi 50 tahun.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, peresmian seksi-seksi jalan tol diharapkan mempercepat hubungan antarkota antarprovinsi dalam berbagai hal. ”Jadi ada jalur lain yang bisa dipakai oleh masyarakat untuk bepergian lewat jalur darat Surabaya-Solo-Jogja,” katanya.
Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Machfud Arifin mengatakan, peresmian seksi itu bisa membantu beban lalu lintas saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2018. Ruas Wilangan-Kertosono yang 35,5 km ditargetkan beroperasi pada akhir 2018 bersamaan dengan ruas Solo-Ngawi. ”Ruas yang belum dioperasikan tetap bisa dipakai secara fungsional seperti pada musim Lebaran tahun lalu,” katanya.
Machfud berharap, keberadaan ruas tol Surabaya-Solo bisa menekan kemacetan di Jatim, antara lain Simpang Mengkreng yang menghubungkan Jombang-Nganjuk-Kediri dan hutan jati di Wilangan dan Saradan perbatasan Nganjuk-Madiun.