Tak Ada Telur Palsu, Masyarakat Diminta Bijak Berbagi Informasi
Oleh
DD12
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tidak ada telur palsu yang beredar di Jakarta, seperti yang sebelumnya viral di media sosial. Kepolisian meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya untuk menghindari kesalahpahaman dan keresahan.
Kepala Subdirektorat II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Komisaris Besar Asep Safrudin di Jakarta, Selasa (27/3/2018), menyayangkan adanya video viral mengenai keberadaan telur palsu yang meresahkan masyarakat. Bersama dengan petugas lain yang berasal dari Dinas Peternakan dan pihak PD Pasar Jaya, Asep mengklarifikasi, telur yang diduga palsu ini adalah telur asli yang berkualitas tinggi.
Video yang berdurasi sekitar 2 menit ini memperlihatkan Syahroni B Daud (49) mengaduk telur ayam yang diduga palsu kepada petugas di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Telur ini diperoleh dari kegiatan Penyaluran Pangan Bersubsidi untuk Masyarakat Tertentu.
Syahroni awalnya membuka telur dan menemukan lapisan cangkang yang seperti kertas. Lalu, ia memperlihatkan kuning telur yang kenyal dan tidak mudah pecah.
Setelah dipecahkan, Syahroni mengatakan, telur itu tidak bau. Saat kuning telur dipecahkan, terlihat ada lapisan. Syahroni menyebut lapisan ini dari silikon dan telur ini bukan telur asli.
Video ini sampai kepada petugas pada Rabu (14/3) sebagai bagian dari aduan masyarakat. Setelah diadakan investigasi dan menemukan bahwa telur yang diduga palsu ternyata telur ayam asli berkualitas tinggi.
Dokter hewan dari Dinas Peternakan Jakarta Pusat Hasudungan Sidabalok menyatakan, semakin kenyal kuning telur, kualitasnya semakin baik. Selain itu, solidnya membran lapisan cangkang membuat telur tidak gampang rusak sehingga menjadi semakin baik.
”Sampel telur yang diduga palsu segera kami investigasi di laboratorium. Kami identifikasi spesies dan uji DNA-nya, dan terbukti ini adalah telur asli yang siap dikonsumsi,” katanya.
Sampel telur yang diduga palsu segera kami investigasi di laboratorium. Kami identifikasi spesies dan uji DNA-nya, dan terbukti ini adalah telur asli yang siap dikonsumsi.
Asep berharap masyarakat lebih bijak dalam menanggapi isu-isu yang beredar. Jika saja isu tersebut tidak benar dan meresahkan masyarakat, pihak yang menyebarkan isu bisa dipidana.
Seperti yang terjadi pada kejadian telur palsu, tuturnya, penyebar isu melalui video dan foto ini akan terjerat Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) karena menyebarkan berita bohong.
”Penyebar video telur palsu ini akan kami selidiki. Saya imbau kepada masyarakat, andaikan ada isu serupa, jangan cepat foto atau videokan dan memviralkan. Jika ada hal yang dicurigai, baiknya langsung serahkan kepada petugas yang berwajib,” ujarnya.
Kurang informasi
Saat ditemui, Syahroni menyesali perbuatannya yang salah mengira telur yang ada adalah telur palsu. Namun, ia mengaku tidak sengaja membuat video ini karena niat Syahroni adalah untuk mengadukan kecurigaannya mendapatkan telur palsu dari subsidi pemerintah.
”Saya hanya bertujuan mengadukan ini kepada petugas. Saya tidak sadar direkam, jadi hanya fokus ke telur saja. Di video terlihat ramai karena saya datang pada saat masyarakat mengantre. Tahu-tahu video yang ada sayanya itu banyak tersebar di Whatsapp,” ujarnya.
Syahroni mengaku tidak mengetahui kepolisian telah menginformasikan bahwa tidak ada telur palsu yang beredar. Ia menyatakan, pemahamannya tentang telur palsu itu didapatkan dari informasi yang beredar di media sosial seperti Whatsapp dan Youtube.
Syahroni berharap pemerintah lebih dekat lagi dengan masyarakat untuk menginformasikan isu-isu yang dekat dengan masyarakat, terutama mengenai pangan. Cepatnya isu ini beredar, katanya, memperlihatkan masyarakat banyak yang tidak bisa membedakan antara telur asli dan palsu.
”Kalau banyak yang tahu, tidak mungkin bisa beredar seperti ini. Saya menyesal telah salah karena hanya tahu dari Whatsapp. Sebaiknya pemerintah lebih dekat lagi dengan masyarakat, terutama untuk memberitahukan isu-isu seperti ini,” ujar pria asal Tegal ini.