Dua Hari Jelang Kompas Lintas Sumbawa 320K: Lari dan Berbagi
Oleh
BUDIMAN TANUREDJO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aktivitas lari yang menjadi tren di berbagai penjuru dunia telah menjadi bagian dari charity. Banyak pelari menggalang dana untuk berbagai lembaga sosial yang memang membutuhkannya. Langkah itu juga diambil Gatot Sudariyono (56), pelari ultramaraton dan peserta Kompas Lintas Sumbawa 320K, memanfaatkan aktivitasnya untuk berdonasi.
Gatot menggalang dana untuk Yayasan Jantung Indonesia (YJI). Hingga Senin, 2 April 2018, Gatot telah mengumpulkan dana Rp 30.291.897 yang disumbangkan 49 donator. Dia menargetkan dana Rp 50 juta.
Kompas Lintas Sumbawa 320 kilometer akan dilepaskan Rabu, 4 April 2018, di Pototano, pukul 15.00. Sebanyak 51 pelari (individu dan relay) akan menempuh jarak 320 km. Cut off time untuk kategori individu adalah 72 jam.
Kompas Lintas Sumbawa 320 km diadakan harian Kompas dengan dukungan Telkomsel, PLN, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain berlari dan berdonasi, Gatot pun konsisten mengirimkan catatan hariannya untuk Kompas.id. Berikut catatan Gatot untuk Kompas.id:
Lari dapat menjadi kesempatan berbagai pihak untuk berbagi. Hal ini telah berlangsung lama di berbagai event lari dunia. Seperti yang terjadi di 6 maraton lari yang dikenal sebagai World Major Marathon-Chicago, Boston, New York, London, Berlin, dan Tokyo. Kegiatan ini dikenal dengan istilah charity running-menggalang dana untuk berbagai lembaga sosial yang memerlukan.
Konsep ini sampai juga kepada komunitas dan event berlari di Indonesia. Saya mengamati berbagai pihak menyelenggarakan dengan berbagai model, seperti pertama, memanfaatkan event lomba yang ada.
Kali ini saya mendapatkan izin dari Kompas sebagai pihak penyelenggara Lintas Sumbawa 320K untuk menggalang dana bagi Yayasan Jantung Indonesia, kedua menyelenggarakan event khusus penggalangan dana, seperti NusantaRun dan Run To Care 150KM oleh SOS Children Village. Pada event ini peserta pelari sekaligus akan menjadi fund raiser; dan ketiga berlari sendiri.
Seperti yang dilakukan Scott Thompson, ekspatriat dari Skotlandia yang berlari dari Denpasar hingga Jakarta, tahun 2012 sejauh 1.200 kilometer selama 24 hari untuk penggalangan dana bagi satu yayasan sosial. Dan saya melakukan di lintasan Coast to Coast 230 kilometer Desember 2016, selama 4 hari, dari Pantai APRA Sindabarang Cianjur Selatan-Puncak Pass hingga Pantai Ancol, Jakarta Utara. Lagi-lagi untuk penggalangan dana sebuah lembaga sosial.
Penggalangan dana bisa dilakukan dengan konsep sponshorship, donasi, dan yang terbaru crowd funding dibantu sebuah platform aplikasi.
Apa pun konsep berlari yang dipilih dan cara menggalang dananya, semangat berlari dan berbagi sesungguhnya akan mempertemukan semua pihak yang berniat baik bagi sesama.
Semua sahabat saya pelari menyatakan, saat mereka menjadi peserta charity running ternyata mendapat kepuasan tersendiri, memberi makna lebih dari hobi-nya serta semangat yang luar biasa saat berlari.
Sedang saya pribadi memperoleh pelajaran, mohon izin saya dapat menyampaikan di sini, sebagai berikut: niat baik mempertemukan saya dengan banyak orang baik. Dan bersama mereka terasa mudah menggalang kebaikan bagi sesama.
Kembali saya menyampaikan, saya berlari di Lintas Sumbawa 320K, akan saya dedikasikan untuk Yayasan Jantung Indonesia (YJI) menggalang dana untuk operasi jantung bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Semoga sahabat berkenan berbagi untuk donasi di atas melalaui link di bawah ini: