Ujian Nasional Berbasis Komputer yang Kian Disempurnakan
Oleh
Ferganata Indra Riatmoko
·2 menit baca
Ujian nasional berbasis komputer tingkat SMA/SMK kembali digelar secara serentak pada Senin (2/4/2018). Pemanfaatan teknologi informasi dalam ujian nasional tersebut terus dikembangkan dan disempurnakan sejak pertama kali dilaksanakan secara terbatas pada tahun 2014.
Kini penggunaannya semakin meluas dan ujian berbasis lembaran kertas untuk naskah soal ataupun lembar jawab pun kian ditinggalkan. Selain mengurangi risiko kesalahan distribusi lembar soal seperti yang dahulu kerap terjadi, ujian nasional berbasis komputer (UNBK) juga dapat meminimalkan praktik kecurangan saat pengerjaan soal karena adanya sistem acak variasi soal.
Salah satu sekolah yang beberapa tahun terakhir ini menggunakan sistem UNBK adalah SMK Negeri 2 Salatiga di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Tahun ini ujian tingkat akhir di sekolah itu diikuti 584 siswa.
Menurut Ketua Panitia UNBK SMK Negeri 2 Salatiga Sri Wahyudi, pada tahun ini terdapat tambahan fitur baru dalam pelaksanaan UNBK, yakni pada menu ”Transfer Response”. Fitur tersebut mampu merekam aktivitas layar komputer siswa saat mengerjakan soal dan file rekaman tersebut disimpan secara terenkripsi di server lokal.
Selain mengurangi risiko kesalahan distribusi lembar soal seperti yang dahulu kerap terjadi, UNBK juga dapat meminimalkan praktik kecurangan saat pengerjaan soal karena adanya sistem acak variasi soal.
”Fitur ’Transfer Response’berguna salah satunya apabila ada orangtua siswa yang protes terhadap hasil ujian anaknya. Hasil rekaman bisa digunakan untuk menganalisis proses pengerjaan soal. Apabila seorang anak ragu-ragu dalam mengerjakan soal, akan terlihat dalam file rekaman yang tersimpan di server lokal,” tutur Wahyudi.
Sebanyak enam ruang laboratorium komputer disiapkan untuk pelaksanaan UNBK di sekolah itu. Setiap ruang laboratorium dilengkapi dua komputer cadangan untuk mengantisipasi gangguan kerusakan komputer saat ujian berlangsung.
UNBK di SMK itu dilaksanakan selama empat hari dengan mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.
Ivan Adi Nugroho, peserta ujian, mengatakan mampu mengerjakan soal dengan lancar karena sebelumnya telah mengikuti simulasi UNBK selama lebih kurang tiga kali.
”Tadi mengerjakan soalnya lancar, tapi tetap deg-degan karena bakal turut menentukan masa depan saya,” ucap siswa Jurusan Teknik Elektronika Industri itu seusai mengerjakan soal ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
UNBK terus disempurnakan agar kian menjadi salah satu tolok ukur yang sahih akan pencapaian studi siswa. Selain ramah lingkungan, ujian berbasis teknologi informasi tersebut juga diharapkan mampu membawa penghematan bagi pengeluaran negara karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pembelian kertas serta ongkos cetak naskah soal ujian nasional.
Kekacauan pelaksanaan ujian nasional akibat salah pendistribusian lembaran naskah soal seperti yang dahulu kerap terjadi pun kelak hanya akan menjadi cerita lalu.