Kendala Teknis Masih Terjadi di Ujian Nasional Berbasis Komputer
Oleh
Ester Lince Napitupulu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah kendala teknis, mulai dari matinya listrik hingga kekurangan komputer, masih menjadi masalah yang dihadapi pada penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer atau UNBK jenjang sekolah menengah kejuruan yang dimulai pekan ini.
Meskipun kendala teknis dapat diatasi, kejadian seperti ini tentu bisa juga memengaruhi psikologis anak dalam mengikuti ujian. Bahkan, dapat membuat siswa kelelahan menunggu karena ada sesi yang baru selesai menjelang maghrib.
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo di Jakarta, Selasa (3/4/2018), mengatakan, FSGI membuka posko pengaduan UNBK 2018. Pemantauan kali ini diperkirakan didominasi laporan kendala teknis sebelum dan saat pelaksanaan.
Keterbatasan komputer salah satunya terjadi di satu sekolah di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang hanya memiliki 5 unit, padahal kebutuhannya 63 unit. Ada bantuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB sebanyak 23 unit. Kekurangannya dipenuhi melalui kerja sama dengan sekolah terdekat, seperti meminjam ke SMP atau SMA.
Heru mengatakan, FSGI sudah membuka posko pengaduan UNBK sejak pertengahan Maret 2018 dan direncanakan hingga selesai UNBK akhir April 2018. Pada tahap persiapan UNBK, FSGI banyak menerima laporan kekurangan sarana dan prasarana, khususnya komputer client.
Sejumlah daerah mengatasi kekurangan komputer client ini dengan memanfaatkan adanya perbedaan jadwal antarjenjang, seperti Dikbud Provinsi NTB yang berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan dikbud kabupaten kota, agar sekolah dapat saling meminjam komputer antarjenjang yang berbeda jadwal UNBK-nya.
Hari pertama UNBK tingkat SMK yang pelaksanaannya pada 2 April secara umum berjalan dengan baik. Laporan UNBK yang lancar diterima dari para guru anggota FSGI di sejumlah sekolah di DKI Jakarta, Bekasi, dan Tasikmalaya (Jawa Barat), Kota Jambi (Jambi), Kota Medan (Sumatera Utara), serta Mataram, Bima, dan Dompu (NTB).
”Laporan kendala teknis juga ada. Namun, untuk laporan kebocoran soal dan kecurangan belum ada,” kata Heru.
Kendala teknis yang dilaporkan dari sejumlah wilayah di NTB, seperti Bima, Dompu, dan Lombok Utara di antaranya adalah SMK Beringin Jaya, Dompu, yang sempat mengalami server offline akibat listrik padam. Ketika listrik menyala harus melakukan pengaturan ulang server karena virtual machine mengalami gangguan. Di SMK Pariwisata juga terjadi komputer client yang tiba-tiba logout sendiri sehingga harus dikonfigurasi ulang.
Kasus pencurian laptop dan server di salah satu SMA swasta di Dompu juga terjadi sehingga pelaksanaan bagi peserta UNBK akan ditumpangkan di SMK terdekat atas inisiatif helpdesk UNBK Dikbud Provinsi NTB.
Selain itu, di SMKN 1 Kilo, Dompu, pelaksanaan UNBK sempat tertunda sehingga sesi pertama dimulai cukup siang. Akibatnya, seluruh sesi juga tertunda. Akhirnya, UNBK baru berakhir pukul 19.45 Wita.
Di Kabupaten Bima, SMKN 4 terpaksa menggunakan genset karena listrik mati sejak pagi. Di SMKN 1 Bima bahkan terpaksa dilayani dengan Token Offline dari dinas provinsi karena jaringan internet terputus akibat serat optik Telkom terganggu.
Di Lombok Utara, SMKN 1 Pemenang dan SMKN 1 Tanjung, ditemukan soal yang pilihan jawaban tidak bisa di-click dan solusinya dengan menggunakan keybord, itupun option E tidak bisa. Hal ini juga sudah ditanggapi oleh Pusat Penilaian Kemdikbud dengan memberikan link pengaduan permasalahan soal di situs web UNBK masing-masing sekolah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Totok Suprayitno mengatakan, secara umum UNBK SMK hingga hari kedua berjalan lancar. ”Ada sejumlah kendala teknis, tetapi panitia bisa segera mengatasi sehingga UNBK SMK tetap bisa berlangsung sesuai jadwal,” kata Totok.
Menurut Totok, dalam penyelenggaraan UNBK justru didorong untuk saling berbagi sumber daya komputer di antara jenjang sekolah di daerah. ”Jangan sampai pengadaan komputer dipaksakan hanya untuk sekadar UNBK. Program pengadaan komputer di sekolah utamanya harus terkait untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi,” ujar Totok.