Satu Korban Minuman Beralkohol Terkenal Suka Mabuk
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Y (56), salah seorang korban yang meninggal diduga akibat menenggak minuman keras oplosan, di lingkungan tinggalnya terkenal gemar mengonsumsi minuman beralkohol selama puluhan tahun. Meski demikian, tetangga tidak sampai melarang keras karena Y tidak pernah berbuat onar saat mabuk.
“Dia itu minum (minuman keras) sejak sebelum punya anak. Saya bukannya sekali-dua kali menasihati,” ucap Ketua RT 05 RW 07 Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur, Amiruddin, di Jakarta, Selasa (3/4/2018) sore. Namun, menurut dia, baru kali ini Y mengalami kejadian parah akibat mabuk-mabukan.
Y tinggal di sebidang tanah milik orang lain di RT 05 RW 07, dengan menempati satu rumah semi permanen di sana. Sekitar dua tahun lalu, ia masih tinggal bersama istri dan kedua anak laki-laki mereka. Y mulai sering tinggal sendiri di rumah tersebut sejak istrinya sakit dan lumpuh. Sang istri pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan kedua anak Y yang sudah remaja biasanya berada di rumah hanya saat siang.
Amiruddin menuturkan, Y bekerja sebagai tukang cat fasilitas permainan anak-anak. Dalam pantauan kemarin Selasa, di depan rumah Y memang penuh dengan alat-alat permainan anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan perosotan. Barang-barang tersebut bahkan sampai ditaruh di luar pagar.
Rumah Y berukuran sekitar 6 meter kali 4 meter dengan dinding batako serta kayu dan triplek. Pita-pita garis polisi sudah terpasang mengelilingi rumah Y.
Berdasarkan keterangan kepolisian yang mendapat informasi dari saksi sekaligus keponakan korban, Dadang Sudrajat (23), Y minum miras pada Minggu (1/4/2018) sore. Y minum bersama dua orang lain yang kini juga sudah meninggal, yaitu R alias G (39) dan AH (27). Saat itu, Dadang sedang berkunjung.
Menurut Dadang, Y meninggal di Puskesmas Duren Sawit pada pukul 18.50 hari Senin (2/4/2018), sedangkan AH pada Selasa pukul 04.00 di Rumah Sakit Duren Sawit. Adapun meninggalnya R alias G di RS Islam Jakarta Pondok Kopi tidak diketahui Dadang.
Sementara itu, Humas RS Islam Jakarta Pondok Kopi, Rozikoh, menyebutkan, RS ini menangani total sebelas pasien dengan dugaan keracunan miras oplosan. “Mereka tidak datang serempak, bertahap dari Senin pagi hingga Selasa pagi,” ujarnya.
Dari total tersebut, lima orang tidak tertolong dan meninggal, satu orang dirujuk ke RS lain, satu orang pulang, dan empat orang masih dalam penanganan intensif di RS. Mereka datang dengan gejala rata-rata sama, antara lain sesak berat, dan ada yang disertai muntah.
Rozikoh tidak mau menyebutkan nama-nama pasien, tetapi data dari polisi menunjukkan, pasien yang diduga meninggal karena keracunan miras oplosan dan dirawat di RSIJ Pondok Kopi yaitu R alias G, HDA (17), DK (21), RP (28), dan YH (31). Terkait pasien-pasien selain R alias G, Dadang tidak mengetahuinya. Ia hanya tahu tiga korban yang minum bersama, sesuai yang dilihatnya pada Minggu.
Data sementara dari kepolisian, total delapan orang diduga meninggal akibat miras oplosan di Jakarta Timur. Merek miras pemicu kematian mereka sama, yaitu Ginseng. Satu korban meninggal diketahui sempat dirawat di RS Persahabatan, yaitu PW (36).
PW bertempat tinggal di RT 01 RW 14 Kelurahan Cipinang. Rumahnya berlokasi di sebelah Pos Keamanan RW 14, dan berjarak sekitar 500 meter dari Markas Kepolisian Sektor Pulogadung. Saat ditemui di rumah duka pada Selasa malam, pihak keluarga enggan memberi keterangan.