JAKARTA, KOMPAS - Untuk menjajaki pembentukan koalisi di Pemilihan Umum 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bersedia mengakomodasi keinginan Partai Demokrat. Salah satunya, membuka ruang negosiasi mengenai posisi bagi Agus Harimurti Yudhoyono, yang disiapkan Demokrat sebagai calon pemimpin masa mendatang.
Untuk itu, komunikasi antara partai-partai politik pendukung Presiden Joko Widodo di Pemilu 2019 dan Partai Demokrat semakin diintensifkan. Ketua DPP PDI-P Andreas Pareira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/4/2018), mengatakan, komunikasi antara PDI-P dan partai-partai pendukung Jokowi dengan Demokrat semakin lancar untuk membangun koalisi yang strategis dan permanen.
PDI-P menyadari bahwa untuk berkoalisi dengan Demokrat, ada satu faktor yang menentukan, yaitu posisi Agus Yudhoyono sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat sekaligus putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Agus dalam berbagai kesempatan sudah dipromosikan oleh Demokrat sebagai calon pemimpin di masa mendatang.
Andreas mengatakan, PDI-P bersedia membuka ruang negosiasi dengan Demokrat untuk mengakomodasi Agus dalam posisi tertentu, berhubung ia sedang dipersiapkan Demokrat untuk Pemilu 2024. Salah satu posisi yang dapat ditawarkan, ujar Andreas, kursi menteri.
Atas dasar itu, Andreas melihat, ada kemungkinan Demokrat pada akhirnya akan merapat ke koalisi Jokowi. ”Kenapa tidak (kursi menteri)? Di politik ini, kalau bicara kerja sama, merebut kekuasaan bersama, perlu ada berbagi kekuatan, saling berbagi,” kata Andreas.
Sinyalemen Demokrat akan ikut mengusung Jokowi juga dilihat oleh Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan. Ia memperoleh informasi, Agus Yudhoyono sudah dipastikan akan memperoleh jabatan menteri jika Jokowi terpilih di Pemilu 2019.
Pertemuan Demokrat, PKB, dan Partai Amanat Nasional (PAN) awal Maret lalu yang membahas poros koalisi baru, disebutnya bagian dari upaya tawar-menawar politik Demokrat ke Jokowi dan partai politik pengusungnya di 2019.
”Waktu pertemuan tiga partai itu bukan bicara poros koalisi baru. Itu hanya ngopi. Namun, kemudian media diundang supaya seakan-akan kami sedang membahas poros koalisi baru,” kata Daniel. Setelah pertemuan itu pun, belum ada komunikasi lanjutan. Menurut dia, jika serius membentuk poros baru, Demokrat pasti membuat komunikasi lanjutan.
Belum bertemu
Demokrat yang memiliki 61 kursi di DPR membuat posisinya penting. Jika Demokrat berkoalisi dengan PKB dan PAN, poros ketiga calon presiden/wakil presiden bisa terbentuk. Saat ini, bakal calon presiden dalam Pemilu 2019 yang menguat baru Jokowi dan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan, Demokrat tidak akan terburu-buru mengambil keputusan. Meski hubungan antara Demokrat dan Jokowi hingga sekarang tetap lancar, Rachland menegaskan, Demokrat baru akan mengumumkannya pada saat yang tepat.
Ia mengatakan, sampai sekarang, utusan Demokrat belum ada yang bertemu dengan PDI-P. Menurutnya, belum ada tawaran apapun dari PDI-P terkait posisi menteri bagi Agus.
"Demokrat akan memutuskan di saat yang tepat. Kami justru berharap Jokowi dan PDI-P bisa meluruskan terlebih dahulu komunikasi internal antara keduanya," kata Rachland.