JAKARTA, KOMPAS — GDP (50), warga Bulgaria tersangka pencurian data kartu ATM (skimming), ditembak anggota Subdirektorat Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (3/4/2018), di Kota Bekasi. GDP dilarikan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, tetapi tewas dalam perjalanan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Kamis (5/4), mengatakan, tersangka terkait dengan sindikat internasional pencuri data kartu ATM.
Dalam waktu satu bulan, Polda Metro Jaya menangkap 13 tersangka kasus pencurian data kartu ATM, dari bank di dalam ataupun di luar negeri. Mereka beraksi di beberapa kota di Indonesia. Tersangka yang telah ditangkap adalah 6 warga Bulgaria, 4 Hongaria, dan masing-masing 1 warga Chile, Taiwan, dan Indonesia.
”GDP, satu jaringan dengan kelompok lain. Jaringan mereka banyak. Kerugian masih didata oleh perbankan,” kata Argo.
GDP beraksi bersama J (masih buron) yang juga warga Bulgaria. GDP berperan memasang alat skimming di mesin ATM dan mengambil uang dengan kartu ATM berisi data curian. J menyediakan alat skimming dan kartu ATM berisi data curian. J juga memindahkan data curian dari laptop ke kartu magnetik kosong.
Kedua tersangka beraksi sejak Juli 2017 hingga April 2018. Sasaran mereka mesin ATM di Tangerang, Yogyakarta, Solo, Bali, Bandung, dan Batam. Aksi tersangka tercium petugas setelah nasabah dari Yogyakarta menyanggah telah menarik
uang melalui ATM. Pihak bank lalu melapor ke Polda Metro Jaya.
”Saat digerebek, tersangka GDP melawan dengan pisau yang disembunyikan di dalam gesper ikat pinggang. Petugas terpaksa mengambil tindakan tegas dan terukur,” kata Argo.
Barang bukti yang disita, antara lain, 940 kartu ATM berisi data curian, 3 laptop, alat-alat skimming, belasan kamera mini, baterai kamera mini, 5 kartu memori, uang tunai Rp 1,8 juta, dan pakaian saat beraksi. Modus komplotan ini sama seperti sebelumnya, yaitu memasang alat pembaca data di tempat masuk-keluar kartu dan kamera mini di tudung tombol ATM.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengimbau masyarakat menutup dengan sebelah tangan saat memasukkan nomor PIN di ATM guna menghalangi pengintaian kamera mini. (WAD)