Trio Harapan Baru ”The Reds”
LIVERPOOL, SABTU — Liverpool FC diidentikkan dengan pertahanan yang labil pada era Manajer Juergen Klopp. Namun, stigma itu mulai luntur sepekan terakhir ini. Gawang ”The Reds” kembali steril dari gol saat menahan Everton 0-0 di Liga Inggris, Sabtu (7/4/2018) malam.
Bagi mayoritas fans Liverpool, hasil imbang pada derbi Merseyside edisi ke-231 itu bukanlah hal yang patut dibanggakan. Namun, bagi Klopp, ada hal positif yang diperlihatkan timnya dalam laga di markas Everton, Goodison Park, itu.
Untuk pertama kalinya musim ini, gawang ”The Reds” tidak kebobolan di dua laga sulit secara beruntun. Sebelumnya, Liverpool menang 3-0 atas Manchester City pada pertemuan pertama perempat final Liga Champions, Rabu (4/4). ”Kami bertahan dengan baik, tidak kebobolan. Saya jelas senang dengan hasil ini. Namun, menjelang akhir, kami sedikit lengah mengantisipasi dua umpan silang,” kata Klopp,
Kinerja positif lini pertahanan The Reds itu menjadi modal mereka ganti mengunjungi markas City di duel balasan perempat final Liga Champions, Rabu (11/4) dini hari WIB. Pada pertemuan terakhir, kedua tim di Stadion Etihad, pertahanan The Reds luluh lantak. Mereka dihajar City, 0-5.
The Reds bakal mati-matian menghindari kekalahan serupa di Etihad Rabu besok jika ingin lolos ke semifinal Liga Champions musim ini. Dalam konteks ini, pertahanan bakal berperan paling besar, mengingat bintangnya, Mohamed Salah, kini tengah dibekap cedera. Liverpool cukup menahan City 0-0 untuk mencapai semifinal pertamanya di Liga Champions dalam satu dekade terakhir.
Harapan itu disematkan ke trio ”pahlawan baru” Liverpool, yaitu kiper Loris Karius serta duo bek Virgil van Dijk dan Dejan Lovren. Saat menghadapi City, ketiganya tampil menawan, tidak kalah hebatnya dengan trisula tajam The Reds, yaitu Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.
Ketiganya memaksa ”The Citizens” gagal membuat satu pun tembakan tepat ke gawang, hal langka yang dialami calon juara Liga Inggris asuhan Pep Guardiola itu. ”Sejak hadirnya Van Dijk pada Januari lalu dan kembalinya Karius sebagai kiper pilihan utama, Liverpool jauh membaik. Unit pertahanan mereka tampil lebih nyaman dan kohesif,” tulis FourFourTwo Amerika Serikat.
Trio pertahanan The Reds itu kembali unjuk gigi di Goodison Park. Mereka, khususnya Karius, mencuri sorotan panggung di tengah absennya Salah serta dicadangkannya Firmino. Ketiganya bergantian meredam gelombang serangan sporadis ”The Toffees” yang terlalu terburu-buru dan bernafsu mengejar kemenangan pertama di derbi Merseyside dalam delapan tahun terakhir.
Pada laga ini, pikiran Klopp memang masih melayang ke duel kontra City. Ia sengaja menyimpan sebagian pemain inti, seperti Firmino, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Trent Arnold, agar lebih bugar pada perempat final Liga Champions, Rabu mendatang.
Terapi hiperbarik
Terkait cedera Salah, Klopp berharap ia bisa pulih tepat waktu saat menghadapi City. Calon kuat pemain terbaik di Liga Inggris musim ini itu menderita cedera kunci paha saat menghadapi City pekan lalu.
Untuk mempercepat pemulihan cedera, Salah menjalani terapi oksigen hiperbarik. ”Saya sengaja tidak memainkannya di derbi ini karena ia masih menjalani terapi rehabilitasi (cedera). Saya yakin fans kami juga tidak ingin (memaksanya tampil). Namun, ia tidak sabar untuk kembali tampil (kontra City),” ujar Klopp.
Di kubu sebaliknya, Manajer Everton Sam Allardyce lantas kecewa, timnya gagal mengambil peluang emas mengakhiri paceklik kemenangan atas Liverpool sejak 2010. Menurut dia, Liverpool melemah tanpa Salah.
Akibat terlalu ngotot menang, mantan pelatih timnas Inggris itu bersitegang dengan bintangnya, Wayne Rooney, yang ditarik keluar pada menit ke-57. Rooney pun terlihat kesal dengan bersungut-sungut. ”Saya harus menariknya keluar untuk menjaga peluang (menang). Kami membutuhkan tenaga segar pada babak kedua,” ujar Allardyce.
Namun, menyusul hasil imbang pada laga itu, Liverpool gagal menyalip MU di peringkat kedua Liga Inggris. MU bertandang ke markas City pada Minggu dini hari tadi. Pesta juara digelar jika City membekap MU.
Liverpool kini masih bercokol di peringkat ketiga di Liga Inggris dengan koleksi 67 poin dari total 33 laga. Koleksi poin itu disamai Tottenham Hotspur yang membekap tuan rumah Stoke City, 2-1, kemarin malam. Namun, Spurs masih punya tabungan satu laga.
Kemenangan Spurs atas Stoke ditentukan pengatur serangannya, Christian Eriksen. Gelandang asal Denmark itu menyumbang satu gol berikut satu asis di laga di Staffordshire itu.
Eriksen juga tampil gemilang ketika menghancurkan juara bertahan, Chelsea, pekan lalu. Pukulan balik Spurs atas ”The Blues” pada laga itu dimulai melalui tendangan ”roket” Eriksen. Tidak heran, rekan setimnya, Dele Alli, sampai menyebut Eriksen sebagai ”penyihir dengan bola”.
(AFP/Reuters/JON)