MATARAM, KOMPAS — Beberapa investor di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kute, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mulai membangun hotel berbintang di kawasan pantai berpasir putih itu. Dalam dua pekan terakhir, Hotel Royal Tulip melakukan peletakan batu pertama pengerjaan konstruksi dan Hotel Paramount mengawali pembangunan sarana dan prasarana hotel itu.
”Minggu lalu peletakan batu pertama pembangunan Hotel Royal Tulip, dan Minggu depan peletakan batu pertama pembangunan Hotel Paramount. Insya Allah November-Desember 2018 struktur bangunan fisik Hotel Pullman Lombok selesai. Dilanjutkan finishing, soft and grand launching 275 kamar Hotel Pullman Lombok direncanakan tahun ini atau awal 2020,” kata Gita Aryadi, Komisaris Indonesia Tourism Development Coorporation (ITDC), pengelola kawasan KEK Mandalika, Selasa (10/4/2018) di Mataram, Lombok.
Bersamaan pembangunan awal beberapa hotel, ITDC juga tengah melakukan penataan dalam kawasan berupa area publik di Pantai Kute, pembangunan lokasi bazar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di areal seluas 2 hektar dan area parkir di depan Masjid Nurul Bilad yang diharapkan selesai Mei-Juni mendatang.
Kantor PT ITDC Lombok juga akan boyongan dari kantor sementara Rumah Mutiara Indonesia di dekat Lombok International Airport ke Basement Masjid Nurul Bilad sambil menunggu selesainya pembangunan kantor permanen di seputar Bundaran West Gate, Kute.
Sebelumnya, Kepala General Manager Affair ITDC IGL Bratasuta mengatakan ITDC menjalin kerja sama dengan 18 investor. Dari jumlah itu, 10 investor telah menandatangani kerja sama untuk berinvestasi, sedangkan delapan investor telah mengantongi izin mengelola lahan (land utilizion development agreement/LUDA). Mereka antara lain PT Perusahaan Resort Indonesia-Amerika yang membangun Hotel Paramount, PT Mosaique Jiva One Sky (India) yang akan membangun hotel M JOS.
Kemudian Sky Wealth dari Malaysia, Lees International (Korea) yang membangun Hotel Royal Tulip, PT Elmar Mitra Perkasa akan membangun Hotel X2, serta Hotel Pullman dan Club Med yang pembangunan hotelnya dibiayai ITDC. Dengan selesainya pembangunan konstruksi hotel-hotel itu akan tersedia 1.200 kamar di KEK Mandalika.
KEK Mandalika seluas 1.175 ha memiliki garis pantai 14,6 km dari timur ke barat, yang 1,4 km di antaranya di Pantai Kute. Saat ini dilakukan penataan bagian barat pantai sebagai pintu masuk pengunjung. Dari pintu masuk itu pengunjung disuguhkan pemandangan laut biru, berair jernih dan berpasir sebesar merica, serta gugusan bukit yang mengitari sebagian Teluk Kute.
Di pinggir pantai dijadikan taman terbuka untuk area publik, dilengkapi arena play ground dan beberapa bangunan unit toilet dan tempat bilas, dan bagian atas bangunan itu sebagai ruang petugas pengawas pantai. Penataan fasilitas itu ditargetkan selesai Desember 2017. Saat ini baru Masjid Nurul Bilad yang sudah difungsikan oleh para wisatawan untuk melaksanakan shalat.
Sebelumnya Direktur Pelaksana Lembaga Pembiayaan Eskpor Indonesia (LPEI) Dwi Wahyudi dalam seminar ”Menggarap Peluang Eskpor Baru bagi Indoenesia di KEK Mandalika” pada 28 Maret 2018, mengatakan, KEK Mandalika akan mendapat kucuran dana dari LPEI sebesar Rp 1,5 triliun untuk membiayai pembangunan infrastruktur dasar.
Pembiayaan yang dilakukan LPEI melalui program penugasan khusus pemerintah (national interest account/NIA) karena KEK Mandalika dianggap paling siap dibanding sembilan KEK lain di Indonesia dalam menciptakan ”Bali Next”. Realisasi pendanaan itu akan terealisasi semester pertama tahun 2018.