Hasil Uji Coba di Tol Cikampek, Acuan Pemberlakuan di Tol Jagorawi dan Tangerang
JAKARTA, KOMPAS — Uji coba pemberlakuan pembatasan kendaraan pribadi dengan mekanisme pelat nomor ganjil-genap di ruas Tol Jagorawi dan Tangerang pada 16 April 2018 didasarkan oleh hasil evaluasi uji coba ganjil-genap di ruas Tol Cikampek yang dianggap berhasil.
Dari uji coba yang sudah dilaksanakan di ruas Tol Jakarta-Cikampek sejak 12 Maret, kepadatan kendaraan di tol berkurang dan terjadi peningkatan penumpang moda transportasi umum.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Karlo Manik mengatakan, rasio antara volume dan kapasitas kendaraan di ruas Tol Jakarta-Cikampek pada saat pembatasan, yaitu pukul 06.00-09.00, menurun cukup siginfikan. Satu minggu sebelum uji coba rasionya 1,5, sementara empat minggu setelah uji coba rasionya menjadi 0,55.
”VP rasio dianggap normal jika di bawah 0,8. Kalau 1,5 itu sudah sangat parah, kemacetannya sudah memakan bahu jalan,” kata Karlo saat ditemui di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Karlo menyampaikan, selain sistem ganjil-genap, dua kebijakan lain di Tol Bekasi-Cawang yang saling terkait yaitu dilarangnya angkutan barang (golongan III-V atau truk besar) dan penyediaan lajur khusus angkutan umum.
Karlo mengatakan, minggu keempat setelah uji coba penerapan sistem ganjil-genap di ruas Tol Jakarta-Cikampek, kecepatan kendaraan bisa dipacu sampai 32,1 kilometer per jam. Sebelum uji coba sistem itu, kendaraan hanya dapat dipacu hingga kecepatan 23 km/jam. Adapun jumlah transaksi di gerbang tol pun menurun dari 8.206 transaksi menjadi 5.146 transaksi.
Sebelum uji coba sistem ganjil-genap, kendaraan hanya dapat dipacu hingga kecepatan 23 km/jam. Adapun jumlah transaksi di gerbang tol pun menurun dari 8.206 transaksi menjadi 5.146 transaksi.
”Selain mencari rute atau pintu tol lain yang tidak terkena sistem ganjil-genap, ternyata masyarakat cukup banyak yang beralih ke moda transportasi umum,” ujar Karlo.
Satu minggu setelah pemberlakuan skema ganjil-genap, 12 persen dari pengguna kendaraan pribadi memilih untuk berangkat lebih awal, pukul 04.00.
Adapun 22 persen lainnya memilih mengalihkan rute (di antaranya melalui Gerbang Tol Tambun dan Cikunir) dan 10 persen menggunakan angkutan transjabodetabek premium (tersedia Wi-Fi, kursi yang bisa diatur tingkat kemiringan, AC, dan colokan listrik). Sisanya menggunakan moda transportasi lain, seperti bus transjakarta reguler, bus reguler, dan KRL Commuter Line.
”Ada peningkatan penumpang kereta rel listrik berkisar 2-3 persen dari jumlah normalnya 30.000 penumpang. Sementara itu, untuk penumpang bus reguler bertambah 10 persen dan penumpang transjakarta reguler bertambah 15 persen,” kata Karlo.
Ada peningkatan penumpang kereta rel listrik berkisar 2-3 persen dari jumlah normalnya 30.000 penumpang. Sementara itu, untuk penumpang bus reguler bertambah 10 persen dan penumpang transjakarta reguler bertambah 15 persen.
Karlo menilai, saat ini masyarakat masih mencari pola terbaik untuk menghadapi skema ganjil-genap. Ia berharap, masyarakat beralih ke moda transportasi umum. Sejauh ini, jumlah armada bus transjabodetabek premium yang disediakan di beberapa mal sekitar Gerbang Tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat berjumlah 44 unit.
Tol lain
Untuk pemberlakuan skema ganjil-genap di ruas Tol Tangerang, Karlo mengatakan, kebijakannya sama seperti yang berlaku di ruas Tol Cikampek, yaitu dilengkapi dengan kebijakan pelarangan angkutan barang golongan III-V melintas pada pukul 06.00-09.00 dan penyediaan lajur khusus angkutan umum.
”Untuk ruas Tol Jakarta-Tangerang, sistem ganjil-genap berlaku untuk arah ke Jakarta di Gerbang Tol Kuncir II dan Tangerang II. Diharapkan setelah skema ganjil-genap berlaku, kecepatan kendaraan bisa mencapai 30,7 km/jam dari yang biasanya hanya 20,8 km/jam,” ujar Karlo.
Sementara itu, mekanisme ganjil-genap yang diberlakukan di ruas Tol Jagorawi berada di Gerbang Tol Cibubur II. Hal itu karena kendaraan yang masuk dari Gerbang Tol Cibubur II sebanyak 10.280 kendaraan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan gerbang tol lain di ruas Tol Jagorawi.
Pembatasan angkutan barang tidak diberlakukan khusus untuk skema ganjil-genap di ruas Tol Jagorawi karena jumlah angkutan barang yang melintas sedikit.
”Untuk skema ganjil-genap ruas Tol Jagorawi, pagi tadi kami sudah mengoperasikan beberapa bus transjabodetabek premium dari perumahan Metland Transyogi. Sejauh ini terdapat dua PO, yaitu PPD dan Sinar Jaya. Harga tiketnya sama dengan bus transjabodetabek premium yang ada di Tol Jakarta-Cikampek (Rp 20.000, tetapi saat ini Rp 10.000 karena promo). Ke depan akan ada bus lain yang masuk dan perumahan lainnya yang juga menjadi tempat keberangkatan,” kata Karlo.
Terdapat sekitar 10 perumahan yang lokasinya berdekatan dengan Gerbang Tol Cibubur II. Perumahan Legenda Wisata menyumbang kendaraan paling banyak ke tol dengan 2.900 unit. Dari kendaraan yang melewati Gerbang Tol Cibubur II, paling banyak yang bertujuan ke daerah Sudirman, Kuningan, Simatupang, Kelapa Gading, dan Thamrin.
”Harapannya setelah skema ganjil-genap, kecepatan kendaraan dapat dipacu hingga 36,8 km/jam dari yang sebelumnya 26,8 km/jam. Kami sudah lakukan simulasi,” ujar Karlo.
Skema ganjil-genap berlaku pada Senin-Jumat, kecuali hari libur. Skema itu tidak berlaku untuk mobil pimpinan lembaga negara Indonesia, mobil pimpinan atau pejabat negara asing atau lembaga internasional, mobil angkutan umum (pelat kuning), mobil dinas pemerintah, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran.
”Saat uji coba belum ada sanksi bagi kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi yang nomor pelatnya tidak sesuai dengan jadwal ganjil-genap oleh petugas yang berjaga akan diminta berputar. Namun, saat sudah diberlakukan resmi dan sudah ada Peraturan Menteri Perhubungan Mei 2018, pihak kepolisian akan melakukan tilang bagi yang melanggar,” ujar Karlo.
Belum signifikan
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai, sejauh ini kebijakan ganjil-genap belum dapat meningkatkan pengguna trasnportasi umum secara signifikan. Pengguna kendaraan pribadi lebih memilih berangkat lebih awal atau mencari rute baru. Penyediaan fasilitas angkutan umum menjadi penting.
Sejauh ini kebijakan sistem ganjil-genap belum dapat meningkatkan pengguna trasnportasi umum secara signifikan. Pengguna kendaraan pribadi lebih memilih berangkat lebih awal atau mencari rute baru. Penyediaan fasilitas angkutan umum menjadi penting.
”Setiap perumahan seharusnya ada bus angkutan umum. Ke depan, ada baiknya pemerintah menerbitkan aturan setiap perumahan yang dibangun harus menyediakan angkutan umum,” ujar Djoko.
Meski begitu, Djoko menilai, pemberlakuan skema ganjil-genap di jalan tol dapat mengurangi kepadatan yang selama ini terjadi.
”Pada jam diberlakukannya itu betul berkurang. Namun, agar efektif, penyediaan angkutan umumnya harus lebih banyak dan serius. Agar tidak timbul perubahan waktu saja yaitu orang justru banyak berangkat kerja lebih pagi. Padahal, seharusnya perpindahan dari pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum,” tutur Djoko.