Kijing Buka Akses Ekspor
MEMPAWAH, KOMPAS — PT Pelindo II (Persero) mulai membangun Terminal Kijing, Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat. Terminal itu ditargetkan mulai beroperasi pada 2019. Dengan Terminal Kijing, ekspor bisa langsung ke negara tujuan.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, luas Terminal Kijing 200 hektar. Adapun biaya investasi pembangunannya Rp 5,6 triliun.
”Pembangunan tahap pertama Terminal Kijing ditargetkan selesai dan bisa beroperasi pada 2019. Terminal ini dapat meningkatkan konektivitas. Selain itu, juga bisa membuat Kalbar memiliki akses mengekspor komoditas unggulan, misalnya ke Eropa,” papar Elvyn, dalam acara Pencanangan Pembangunan Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, Rabu (11/4).
Kalbar memiliki banyak potensi sumber daya alam unggulan, yakni kelapa sawit, tambang, dan karet. Namun, selama ini ekspor ke sejumlah negara masih terkendala akses.
Dengan terminal ini, masalah tersebut dapat diatasi. Apalagi, Terminal Kijing akan dikembangkan dengan konsep digital port yang dilengkapi peralatan bongkar muat modern sehingga bisa menjadi pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan juga pelayanan.
”Dengan adanya Terminal Kijing yang mempunyai kedalaman -15 Mean Low Water Spring (MLWS), kapal-kapal besar hingga 60.000 GT dapat bersandar dan berkegiatan bongkar muat sehingga dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Kalbar,” ujar Elvyn.
Terminal Kijing merupakan salah satu proyek strategis nasional serta menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Keberadaan terminal ini akan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita RI menjadi poros maritim dunia.
Terminal Kijing juga akan terintegrasi dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Industrinya sesuai dengan potensi yang dimiliki Kalbar. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalbar Alexander Rombonang mengatakan, proyek bentuk kepedulian pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur kemaritiman. Apalagi, adanya KEK diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri serta hilirisasi pertambangan dan perkebunan.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak Eddy Suratman menilai, keberadaan Terminal Kijing dapat menurunkan biaya logistik sehingga bisa meningkatkan daya saing daerah. Selama ini, produk ekspor Kalbar sebelum dikirim ke negara tujuan harus melalui pelabuhan di Jakarta dan Sumatera terlebih dahulu.
Pelabuhan Trisakti Baru
Dari Banjarmasin dilaporkan, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) segera merealisasikan pembangunan Pelabuhan Trisakti Baru di Mantuil, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tahun ini. Pada tahap pertama pengembangan pelabuhan di Sungai Martapura itu, PT Pelindo III akan mengucurkan investasi sekitar Rp 200 miliar.
Direktur Utama PT Pelindo III (Persero) I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menegaskan komitmen Pelindo III dalam mengembangkan pelabuhan di daerah, khususnya di Indonesia Timur dan Kalimantan.
”Untuk pengembangan pelabuhan di Mantuil, kami belum mendapatkan angka yang pasti. Namun, dalam perhitungan kasar kami, untuk membangun pelabuhan itu perlu dana sekitar Rp 200 miliar. Itu untuk tahap pertama,” kata Askhara, dalam penandatanganan nota kesepahaman PT Pelindo III dengan Pemerintah Kota Banjarmasin di Banjarmasin, Rabu (11/4/2018).
Menurut Askhara, pembangunan pelabuhan itu direncanakan dimulai pada semester kedua tahun ini atau Juli 2018. Pelabuhan Trisakti Baru nantinya akan difokuskan untuk pelabuhan curah cair seperti bahan bakar minyak. ”Karena letaknya berseberangan dengan Pelabuhan Trisakti, kami menghindari adanya duplikasi,” ujarnya.
Lokasi Pelabuhan Trisakti Baru di Mantuil, Banjarmasin Selatan, hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari Pelabuhan Trisakti di Banjarmasin Barat. Trisakti Baru berada di Sungai Martapura, sementara Trisakti kini di Sungai Barito. Sungai Martapura bermuara ke Sungai Barito.
”Kami yakin keberadaan Trisakti Baru akan memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD) Kota Banjarmasin. Kalau volumenya naik, investasinya akan kami tingkatkan lagi,” kata Askhara.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyambut baik investasi dan kerja sama dengan PT Pelindo III, yang selalu diperbarui setiap tahun. ”Ini nota kesepahaman ketiga. Kami berharap tahun ini pelaksanaannya bisa lebih konkret,” ujarnya.