MAKASSAR, KOMPAS - Polisi di Sulawesi Selatan membongkar praktik pengoplosan elpiji bersubsidi di Kota Makassar dan Kabupaten Takalar, Sulsel. Pelaku yang sudah melakukan aksinya sejak tahun lalu itu memindahkan isi elpiji dari tabung 3 kilogram ke tabung 12 kilogram. Tiga pelaku kini ditahan.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Dicky Sondani mengatakan hal itu kepada wartawan di Makassar, Rabu (11/4/2018). Turut memberikan penjelasan Kepala Eksekutif Elpiji untuk Wilayah Sulsel PT Pertamina MOR VII Kibar Adhiharsa dan Kepala Subdirektorat Perindustrian dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel Ajun Komisaris Besar Amiruddin.
”Sudah ada tiga tersangka yang ditahan atas kasus ini dan sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. Penangkapan dilakukan di dua tempat berbeda, yakni Makassar dan Takalar. Polisi juga mengamankan 589 tabung elpiji 3 kilogram (kg), 99 tabung 12 kg, 31 regulator, dua kendaraan roda empat, dan timbangan,” kata Dicky.
Ketiga tersangka, yakni LA, SA, dan HT, kini ditahan di Markas Polda Sulsel. Dicky menambahkan, dalam aksinya, para tersangka memindahkan isi elpiji dari tabung 3 kg ke dalam tabung 12 kg. Untuk setiap tabung 12 kg, mereka mengisinya dari empat buah tabung 3 kg.
Rugikan warga miskin
Menurut Kibar Adhiharsa, aksi itu merugikan warga miskin yang semestinya menikmati elpiji bersubsidi itu. Di sisi lain, para pelaku, yang juga pemilik pangkalan elpiji, meraup untung sangat besar. Sebagai gambaran, harga elpiji bersubsidi Rp 15.000 per tabung dan harga elpiji 12 kg umumnya dijual eceran Rp 140.000 per tabung.
”Dengan modal empat tabung elpiji bersubsidi untuk setiap satu tabung elpiji 12 kg, pelaku bisa mengambil untung Rp 80.000 per tabung. Sejak penangkapan para tersangka, kami sudah memutuskan kontrak kerja sama,” kata Kibar.
Setelah dilakukan penimbangan oleh pihak Metrologi ternyata isinya bukan 12 kg, melainkan hanya 11 kg. Berdasarkan laporan masyarakat, polisi menyelidiki dan menggerebek tempat pengoplosan pada 28 Maret di Makassar. Di tempat ini polisi menangkap LA.
Sementara itu, elpiji 3 kilogram mulai langka di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Hal itu menyebabkan harganya melonjak dari normal Rp 18.000-Rp 20.000 menjadi Rp 26.000 sampai Rp 28.000 per tabung.