Pertambangan Dikendalikan, Babel Dorong Investasi Pariwisata
PANGKAL PINANG, KOMPAS — Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dengan mengendalikan usaha pertambangan yang telah merusak pesona lanskap daratnya.
Setelah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 pusat destinasi baru pariwisata Indonesia selain Bali oleh Presiden Joko Widodo, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kini gencar mengundang investor pariwisata.
Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan, Kamis (12/4/2018) malam di Pangkal Pinang, mengatakan, salah satu sumber investasi yang diharapkan datang dari pengembang properti yang bergabung dalam Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI), organisasi beranggotakan 5.200 perusahaan properti.
Untuk hari jadinya ke-46, yang jatuh pada 11 Februari lalu, REI merayakannya di Pulau Bangka dan Pulau Belitung pada 12-15 April dengan dihadiri 1.200 orang.
Perayaan HUT ditandai dengan jalan santai, turnamen golf, bedah rumah, tur kota, dan gala dinner berkonsep beach party.
Erzladi mengatakan, sektor pariwisata harus bertumbuh menjadi kekuatan utama ekonomi provinsinya, sampai dapat melampaui pertambangan yang kini masih mendominasi.
Sekalipun usaha pertambangan, terutama tambang timah, masih menjadi sumber utama pendapatan daerah dan ekonomi rakyat Babel, sektor ini harus terus dikendalikan karena isu lingkungan.
Ketergantungan Babel pada usaha pertambangan timah masih 45 persen. ”Namun, untuk berpindah ke pariwisata pun harus pelan-pelan, harus terencana dengan baik,” lanjut Erzaldi, Kamis malam.
Menurut Erzaldi, pengaturan pertambangan tidak dilakukan secara drastis, tetapi bertahap dan juga terencana dengan baik. Menghentikan pertambangan secara serentak akan menggoyahkan ekonomi daerah.
”Mumpung sekarang pariwisata sedang naik daun, kita genjot. Namun, kita tidak boleh memusuhi usaha tambang. Jika meng-cut (usaha tembang) begitu saja, kita bisa kolaps,” katanya.
”Ketika pertumbuhan sektor pariwisata minimal sudah sejajar dengan pertambangan, barulah regulasinya dibuat untuk pertambangan. Sampai pada satu titik bagaimana usaha pertambangan betul-betul memperhatikan kelestarian lingkungan,” tutur Erzaldi.
”Ketika suatu saat nanti pariwisata sudah di atas pertambangan, atau minimal pada posisi yang sejajar, baru kita buat regulasinya. Sekarang kita tidak mungkin langsung menghapuskan tambang,” ujarnya.
Untuk terus mendorong usaha di sektor pariwisata, Pemerintah Provinsi Babel membuka ruang yang lebar dan aturan yang mudah untuk para investor pariwisata di Babel.
Secara terbuka, Erzaldi menyatakan akan membangun kerja sama dengan REI. Itu sebabnya juga, HUT ke-46 REI yang dirayakan di Babel kali ini mengusung tema ”Sinergi Properti dan Pariwisata dalam Mengembangkan Ekonomi Daerah”.
”Homestay”
Bagaimana caranya REI bisa terlibat di sektor pariwisata, Erzaldi mengatakan, REI akan membantu warga lokal untuk ”membedah” rumah-rumah milik warga lokal di daerah wisata menjadi homestay.
Babel memiliki lebih dari 400 pulau. Sebanyak 50 pulau di antaranya berpenghuni. Di setiap pulau kecil berpenghuni, Pemprov Babel takkan memberikan izin pembangun hotel kecuali di Bangka dan Belitung.
Rumah-rumah warga lokal biasanya mencapai luas lebih kurang 300 meter persegi dan pekarangannya juga luas. Warga lokal tidak memiliki kemampuan tentang dana dan teknis penataan penginapan.
Menurut Gubernur Babel, REI membantu dalam pembangunan homestay itu. Formulasinya sedang dipersiapkan dengan didukung regulasi yang kuat dan saling menguntungkan.
Ketika ada turis datang, mereka menginap di rumah penduduk itu. Bagaimana soal makanan? Ya, kita siapkan. Misalnya, di sekitar 10 rumah itu kita bangun satu pujasera.
”Dengan begitu, ketika ada turis datang, mereka menginap di rumah penduduk itu. Bagaimana soal makanan? Ya, kita siapkan. Misalnya, di sekitar 10 rumah itu kita bangun satu pujasera,” ucap Erzaldi.
Tentu juga disiapkan infrastruktur pendukung, seperti jalan, angkutan publik, pelabuhan, dermaga, dan kapal atau perahu cepat. Pangkal Pinang kini memiliki bandara internasional.
Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata menyambut dengan antusias peluang usaha properti dalam konsep homestay untuk menopang pariwisata Babel.
Ia menegaskan, Babel merupakan daerah yang potensial untuk pembangunan properti guna mendukung pariwisata.
”Anggota REI 5.200 perusahaan, dan 1.200 di antaranya bergerak nonsubsidi dan properti produktif. Yang dimaksudkan dengan properti produktif itu antara lain bergerak di sektor pariwisata,” ujarnya.
Babel memiliki potensi wisata alam yang sangat besar. Juga jarak tempuh penerbangan dari Singapura dan Jakarta yang pendek merupakan keuntungan strategis.
Menurut Soelaeman, Babel memiliki potensi wisata alam yang sangat besar. Juga jarak tempuh penerbangan dari Singapura dan Jakarta yang pendek merupakan keuntungan strategis.
Selain itu, Pemprov Babel juga sudah meringkas seluruh izin usaha, termasuk usaha di sektor properti pariwisata.
”Pemangkasan dalam soal regulasi atau kebijakan yang lain di sini jelas. Tidak ada hambatan untuk masuk Babel, untuk kita menggelar investasi di sini,” kata Soelaeman.
Dia juga mengatakan, ada satu hal yang menarik di Babel. ”Ada satu lagi yang menarik, heterogenitas budaya. Tentu saja ini merupakan paket menarik untuk investasi ke Babel,” lanjutnya.