Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Asmat, Kamis (12/4/2018), memang tak biasa. Tiba menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 dari Jayapura menuju Kabupaten Mimika, Presiden berganti helikopter Super Puma untuk menuju Kabupaten Asmat. Di Kabupaten Asmat, bukan rangkaian kendaraan roda empat yang menyambut, melainkan rangkaian motor listrik.
Presiden memboncengkan Nyonya Iriana dengan motor listrik berwarna merah menuju Aula Wiyata Mandala, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat, yang berjarak sekitar 2,8 kilometer. Presiden dan Nyonya Iriana tampil senada dengan kemeja putih dan celana panjang warna gelap. Keduanya mengenakan helm berwarna putih.
Warga pun menyambut di sepanjang jalan. Presiden dan Nyonya Iriana sesekali melambai dan tersenyum membalas sapaan warga.
Kamis, Presiden menyaksikan langsung pemberian makanan tambahan kepada anak-anak dan ibu-ibu. Presiden dan Nyonya Iriana juga berdialog dengan para ibu. Beberapa kali Presiden menggendong anak-anak, demikian juga Nyonya Iriana yang tampak gembira melihat anak-anak Asmat membaik kondisinya.
Perjalanan dilanjutkan menuju proyek infrastruktur di Kampung Kayeh. Kembali keduanya bersepeda motor. Sebab, salah satu jalur jalan masih berupa jembatan kayu selebar tak lebih dari 3 meter. Di perjalanan, warga pun menyambut dengan tari-tarian.
Di Kampung Kayeh tengah dibangun berbagai proyek infrastruktur untuk Kabupaten Asmat, antara lain jembatan gantung serta 114 rumah khusus yang telah dibangun sejak 2016 dengan biaya Rp 19,9 miliar di Kampung Amanamkai, Distrik Atjs, dan 114 rumah di Kampung Syuru, Distrik Agats.
Tahun ini juga akan dibangun kembali 100 rumah khusus yang tersebar di empat kampung, yakni Kampung Priend Distrik Fayid (34 unit), Kampung Ass dan Kampung Atat Distrik Pulau Tiga (33 unit), serta Kampung Warkai Distrik Betsbamu (33 unit).
Kendati sudah dibangun, banyak warga enggan pindah ke lokasi rumah khusus yang telah dibangun. Sebab, belum ada jembatan penghubung antarkampung yang terpisahkan sungai. Oleh karena itu, akan dibangun empat jembatan gantung dengan anggaran Rp 46 miliar di Kampung Syuru Baru, Distrik Agats (72 meter); Kampung Yerfum, Distrik Der Koumor (72 meter); Kampung Hainam, Distrik Pantai Kasuari (120 meter); dan Kampung Sawaerma (96 meter).
Jalan panggung dari kayu yang sudah lapuk juga akan diperbaiki dengan jalan beton dengan teknologi pracetak sepanjang sekitar 12 kilometer dengan lebar rata-rata 4 meter.
”Untuk infrastruktur jembatan gantung menerobos ke arah permukiman akan memutari kota ini sepanjang lebih kurang 12 kilometer. Semuanya disokong oleh beton, lebih awet, dan kita ingin tata ruang di Kabupaten Asmat bisa lebih tertata kotanya,” tutur Presiden.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan persnya menyebutkan, saat akan kembali ke Kampung Kayeh, Presiden bertemu dengan Jokowi, seorang anak berusia 3 tahun. Presiden pun menggendong Jokowi.
”Jokowi ini lahir saat saya dilantik jadi presiden,” ujar Presiden. ”Tanggal 20 Oktober 2014 berarti ya, Pak,” ucap wartawan yang mengikuti kegiatan Presiden.
Presiden dan Nyonya Iriana pun menerabas hujan lebat sambil tetap berboncengan ketika menuju helipad. Dari helipad, Presiden dan rombongan kembali ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter Super Puma. Setelah itu, Presiden dan rombongan kembali berganti ke pesawat kepresidenan Indonesia-1 menuju Sorong, Papua Barat.
Sabtu pagi ini, Presiden dan Nyonya Iriana sudah kembali beraktivitas. Presiden menyosialisasikan bahaya penggunaan narkoba di Sorong. (*)