JAKARTA, KOMPAS — Ombudsman Republik Indonesia menilai Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, belum siap menjadi embarkasi haji tahun 2018. Panjang landasan bandara ini belum memenuhi standar penerbangan pesawat berbadan besar. Fasilitas pendukung dan uji kelaikan pun belum ada.
Komisioner Ombudsman, Alvin Lie, dihubungi dari Jakarta, Selasa (17/4/2018), mengatakan, Bandara Internasional Jawa Barat belum memenuhi persyaratan teknis untuk menjadi embarkasi jemaah haji 2018. Penerbangan jemaah haji yang menggunakan pesawat berbadan lebar atau tipe Airbus A330 atau Boeing B777 membutuhkan landasan sepanjang 3.200 meter. Saat ini pembangunan landasan baru mencapai 2.500 meter.
Menurut Alvin, kekurangan panjang landasan memunculkan risiko kecelakaan yang tinggi karena areal tinggal landas kurang luas. Kondisi itu menyebabkan pesawat mudah mengalami gangguan teknis ketika cuaca kurang baik.
”Jika dipaksakan, penerbangan menggunakan pesawat Airbus 330 atau Boeing 777 yang paling aman hanya dari Bandara Internasional Jawa Barat ke Bandara Soekarno-Hatta,” kata Alvin. Namun, menurut dia, jarak yang membentang di antara kedua bandara tidak perlu ditempuh lewat jalur udara. Jarak keduanya sekitar 185 km.
Alvin menambahkan, bandara yang dibangun sejak 2011 itu saat ini sudah memiliki fasilitas dasar sebuah lapangan terbang. Namun, fasilitas pendukung pemberangkatan jemaah haji, seperti asrama, imigrasi, bea cukai, dan posko kesehatan, belum ada. Uji kelaikan dan simulasi penerbangan belum dilakukan. ”Pemberangkatan jemaah haji melalui Bandara Internasional Jawa Barat terlalu berisiko,” ujarnya.
Di areal bandara seluas 1.100 hektar itu, beberapa fasilitas pelengkap jalan sudah terpasang, seperti marka dan lampu jalan. Selain itu, ada pula papan penunjuk jalan, pintu kedatangan, dan keberangkatan. Di lantai tiga terminal terdapat meja check in dan sejumlah kantor (Kompas, 17/4/2018).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso dalam siaran pers yang dipublikasikan di laman Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Januari lalu, mengatakan, panjang landasan Bandara Internasional Jawa Barat belum bisa digunakan secara optimal untuk menerbangkan pesawat berbadan lebar. Landasan yang sudah dibangun berukuran 2.500 meter x 60 meter dengan apron berukuran 576 meter x 151 meter.
Apron itu memiliki areal parkir berkapasitas 10 pesawat berbadan ramping sejenis Boeing B737 atau Airbus A320. Untuk pesawat berbadan lebar mampu menampung empat pesawat. ”Kami akan melakukan pemanjangan landasan sepanjang 500 meter sehingga landasan menjadi 3.000 meter. Proses perpanjangan akan kami kawal agar memenuhi aspek keselamatan penerbangan sesuai peraturan yang berlaku,” kata Agus.
Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), perusahaan milik daerah yang akan mengelola area komersial Bandara Internasional Jawa Barat, Virda Dimas Ekaputra mengatakan, pembangunan fisik bandara telah mencapai 92 persen dan akan selesai pada akhir April. Rencana awal Bandara Internasional Jawa Barat akan dioperasikan pada Juli untuk memberangkatkan jemaah haji (Kompas, 11/4/2018).
Adapun jumlah penumpang untuk tahun pertama ditargetkan sekitar 2,4 juta orang (Kompas, 17/4/2018).