Lajur Khusus Bus Belum Berjalan
JAKARTA, KOMPAS — Lajur khusus bus di ruas Tol Jakarta-Bogor-Ciawi atau Jagorawi belum berfungsi. Selain pengadaan marka yang belum selesai, pengemudi bus pun belum diberi arahan mengenai lajur ini. Padahal, lajur ini memungkinkan bus diberi ruang tersendiri dan bebas dari kemacetan.
Pihak yang terkait, Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Korps Lalu Lintas Polri menilai, pemberian sebuah lajur khusus kepada bus harus melihat kebutuhan volume arus lalu lintas kendaraan pribadi pada ruas Cibubur-Pasar Rebo.
Kepala Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mengatakan, marka lajur khusus untuk segmen Cibubur sampai dengan Pasar Rebo memang belum terpasang. ”Hal ini disebabkan volume kendaraan di ruas Cibubur-Pasar Rebo sangat padat. Dengan ada ganjil-genap ini diharapkan (lajur khusus) bisa difungsikan sampai Pasar Rebo,” kata Bambang.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa juga mengatakan hal yang senada. ”Kalau volume kendaraan pribadi sudah terkendali, sudah bisa kami beri prioritas (kepada bus),” kata Royke.
Royke menambahkan, pemberian marka penanda sangat dibutuhkan untuk berfungsinya lajur khusus bus. ”Idealnya, ya, hanya bus yang lewat di situ. Kalau perlu, pakai marka solid,” kata Royke,
Pengadaan lajur khusus bus adalah salah satu peraturan dari paket kebijakan pengaturan jalan tol yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan pada awal tahun ini, selain juga pembatasan kendaraan berdasarkan ganjil-genap nomor polisi dan pembatasan operasi truk besar.
Paket kebijakan ini dibuat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di ruas tol menuju Jakarta dari daerah-daerah pendukung. Jalan Tol Jakarta-Cikampek menjadi ruas tol pertama yang resmi dikenai paket kebijakan ini. Senin lalu, paket kebijakan ini mulai diuji coba di Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Jagorawi.
Keberadaan lajur khusus bus dinilai dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum untuk menuju Jakarta. Senin lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis dengan uji coba di tol Jagorawi dan Tol Tangerang. Selama ini tak ada jalur khusus angkutan umum di jalur itu.
”Kalau saya kasih jalur khusus, di situ akan produktif. Kalau banyak (armadanya) membuat orang pindah dari mobil pribadi ke bus,” ujarnya (Kompas, 17/4/2018).
Syukron Mahmun (42), pengemudi bus transjakarta Koridor 7C rute Cibubur-BKN Cawang, mengungkapkan belum mendapat arahan terkait lajur khusus bus di ruas Tol Jagorawi. ”Belum ada arahan langsung, malahan saya mengetahui tentang ini melalui brosur yang disebar,” kata Syukron saat ditemui di Halte Cibubur.
Syukron menyambut baik rencana pemberlakuan lajur khusus bus tersebut. Waktu tempuh antara Cibubur dan Cawang dapat dipersingkat. ”Kalau sekarang 20-30 menit. Saya yakin kalau ada lajur yang dikhususkan untuk bus, waktu tempuh bisa 15 menit,” kata Syukron.
Berdasarkan pengamatan, memang belum ada marka jalan berbentuk kerangka wajik dari titik Gerbang Tol Cibubur 2 hingga Gerbang Tol Pasar Rebo. Kendaraan yang mengisi lajur paling kiri tersebut pun masih bercampur antara bus dan mobil pribadi.
Turunkan jumlah kendaraan
Uji coba hari pertama pada Senin lalu berhasil menunjukkan penurunan jumlah kendaraan pribadi yang mengakses Tol Jagorawi melalui Pintu Tol Cibubur 2. Berdasarkan data BPTJ, terjadi penurunan 25,6 persen volume kendaraan yang masuk di Pintu Tol Cibubur 2 pada pukul 06.00-09.00. Jumlah normal sebanyak 7.770 menjadi 5.781 kendaraan.
Akan tetapi, peningkatan jumlah kendaraan yang masuk sebelum ganjil genap diterapkan pada pukul 06.00 tidak begitu signifikan, yakni hanya meningkat sekitar 1,1 persen.
Peningkatan lebih besar terjadi pada volume kendaraan yang masuk melalui Pintu Tol Cimanggis (pintu tol sebelum Cibubur 2 dari arah Bogor), yakni meningkat 10,2 persen, dari 1.521 kendaraan menjadi 1.676 kendaraan.
Aji (56), warga Cisalak Pasar, mengatakan, transjakarta yang ia tumpangi bergerak lebih cepat sekitar 15-20 menit dari waktu tempuh yang biasanya pada hari pertama uji coba ganjil-genap.
Hari kedua longgar
Pada hari kedua pemberlakuan uji coba ganjil-genap di Tol Jagorawi, arus lalu lintas cenderung lebih tertata dan longgar dibandingkan pada hari pertama. Tidak ada penumpukan kendaraan yang terjadi akibat pemilahan yang dilakukan di depan pusat perbelanjaan Cibubur Junction.
Antrean masuk gerbang tol pun tidak sepanjang hari pertama. Senin lalu, antrean kendaraan yang masuk Pintu Tol Cibubur 2 begitu panjang hingga terjadi antrean di jembatan layang akses tol.
Lalu lintas tol dari Cibubur pun tergolong lancar, dengan kecepatan dapat mencapai 70 km per jam. Kemacetan baru terjadi mulai Pintu Tol Pasar Rebo atau interchange Cipayung.
Bersifat sementara
Bambang kembali menegaskan, paket kebijakan pengaturan jalan tol ini hanya berlaku sementara. Masa pemberlakuan paket kebijakan ini paling lama adalah dua tahun sehingga perlu dikaji pengaturan yang bersifat jangka panjang.
”Satu-dua tahun, tidak boleh lebih dari itu. Untuk kebijakan jangka panjang alternatifnya banyak. Di ruas jalan tol mungkin ramp metering, untuk non-tol ada electronic road pricing. Saat ini, BPTJ sedang mengkaji kebijakan jangka panjang. Perlu ada grand design dan skema pembiayaannya,” kata Bambang.