Kampanye zaman now tak cukup hanya gerilya ke pelosok daerah atau umbar citra di media sosial. Perilaku politik bisa menjelma dalam berbagai bentuk, termasuk makan bareng di warung angkringan.
Pemandangan langka sengaja diciptakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said/Ida Fauziyah dan Ganjar Pranowo/Taj Yasin. Di luar aktivitas kampanye, mereka menyempatkan makan bersama sekitar 30 menit di angkringan sederhana, Kamis (19/4/2018) malam.
Tak seperti biasa, suasana angkringan depan posko pemenangan Sudirman/Ida Jalan Pamularsih No 95, Kota Semarang, dipenuhi sejumlah awak media dan polisi lalu lintas. Di dalam tenda, terlihat Sudirman dan Ida asyik berbincang dengan para pedagang sembari menunggu tamu ”istimewa”.
Sekitar pukul 19.45, iring-iringan mobil berhenti depan angkringan tempat Sudirman dan Ida berbincang. Mereka bergegas bangkit dan menyambut kedatangan calon gubernur nomor urut dua, Ganjar Pranowo, turun dari mobil. Berjabat tangan dan berpelukan sudah menjadi keharusan.
Ganjar datang bukan dengan tangan kosong. Dia membawa bungkusan kado bermotif batik untuk Sudirman sambil mengucapkan selamat ulang tahun ke-55. Kado itu berisi gambar karikatur Sudirman dan Ganjar sedang saling rangkul dengan tulisan ”Jateng Gayeng Mukti Bareng”—gabungan jargon kampanye kedua pasangan calon.
”Selamat ulang tahun Pak Sudirman. Ini menyimbolkan Pilkada Jateng yang damai,” ucap Ganjar, tanpa didampingi sang istri, Siti Atiqoh.
Perilaku politik ini bukan tanpa sebab. Kedatangan Ganjar berawal dari video ucapan selamat ulang tahun yang diunggah melalui akun Twitter @ganjarpranowo pada Senin (16/4/2018). Cuitan Ganjar direspons akun @sudirmansaid dengan ajakan makan angkringan bareng pada Kamis pukul 19.30.
Filosofi angkringan
Melihat kedua pasangan cagub dan cawagub Jateng makan bersama mungkin bukan hal spesial. Namun, pemilihan lokasi di angkringan sederhana pinggir jalan raya menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi aktivitas berlangsung di luar agenda kampanye yang melelahkan.
Ganjar dan Sudirman tak duduk dengan pasangannya. Ganjar justru di samping Ida, sementara Sudirman bersama Yasin. Sekitar 30 menit, kedua pasangan itu berbincang santai sambil menyantap aneka nasi kucing, gorengan, dan sate-satean. Suasana makin hangat saat pesanan susu jahe dan teh manis panas datang.
”Yang saya ingat makan 1 nasi kucing, 1 usus, gorengan, dan tempe. Sisanya lupa sambil ngobrol,” kata Ida.
Kehadiran keempatnya seolah menyiratkan filosofi meja makan. Di meja makan siapa pun bisa bersanding dan berbagai masalah bisa diselesaikan secara sopan dan santun. Hidangan juga tak mesti mewah karena kebersamaan itu paling penting. Selama makan bareng tak ada obrolan serius yang dibicarakan keempatnya.
Menurut Sudirman, tidak ada persiapan khusus untuk acara makan bareng ini. Semua berlangsung secara spontan dan tidak dibuat-buat. Selain media sosial, ajakan makan bareng juga dikirimkan Sudirman melalui pesan pribadi kepada Ganjar dan Yasin. Intinya, mereka ingin mempelihatkan Pilkada Jateng yang damai dan nyaman.
Apakah semua ini termasuk perilaku politik? Barangkali tidak, tetapi bisa jadi juga iya. Yang jelas, makan bareng ini tepat satu hari sebelum pelaksanaan debat publik putaran pertama, Jumat (20/4/2018) malam. Debat putaran pertama mengusung tema besar ”Kesejahteraan Rakyat” yang disiarkan langsung mulai pukul 18.30.
Di balik maksud dan perilaku politik kedua pasangan calon. Mayoritas warga Jateng memberi respons positif. Berbagai komentar tertuang dalam akun media sosial Twitter dan Instagram. Makan bareng di angkringan ini bak meniupkan angin segar bagi perpolitikan Jateng yang sejuk dan kondusif.