Dihalau Thailand dan Malaysia, Imigran Rohingya Terdampar di Aceh
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BIREUEN, KOMPAS — Sebanyak 79 imigran Rohingya yang terdampar di perairan Kuala, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, mengaku ingin ke Malaysia untuk mencari pekerjaan. Saat tiba di perairan Malaysia, mereka dihalau sehingga terpaksa memutar haluan ke Indonesia.
Pengakuan itu disampaikan Muhammad Rafiq (55), salah seorang imigran Rohingya yang terdampar di Aceh. Rafiq ditemui Sabtu (21/4/2018) di tempat penampungan sementara di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Bireuen.
Selama berada di tempat penampungan, Pemprov Aceh menyediakan kebutuhan makanan dan sandang untuk para pencari suaka itu, tetapi belum diketahui sampai kapan mereka ditampung di Aceh.
Rafiq dengan bahasa melayu yang terbata-bata mengatakan, mereka keluar dari Myanmar untuk menghindari konflik. Tujuan mereka ke Thailand dan Malaysia. Mereka berharap di dua negara itu mendapatkan pekerjaan agar bisa memperpanjang kehidupan.
Warga Rohingya yang terdampar di Aceh terdiri dari 71 orang dewasa dan 8 anak-anak.
Mereka nekat berlayar menuju Thailand dengan menggunakan perahu kayu bermesin tempel. Untuk naik ke kapal itu, mereka harus membayar Rp 200.000 kepada agen.
Perahu kemudian berlayar ke Thailand. Sesampai di Thailand, kata Rafiq, kapal mereka dihalau otoritas setempat. Mereka lalu berlayar ke Malaysia dengan harapan mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Namun, perahu mereka kembali dihalau ke laut lepas.
Dalam keadaan putus asa, perahu itu diarahkan ke Aceh. Kapal itu terombang-ambing di laut selama 8 hari hingga akhirnya tiba di Pantai Kuala, Bireuen, Jumat (20/4/2018). Keberadaan perahu Rohingya diketahui nelayan Aceh yang kemudian mengevakuasi penumpangnya ke darat.
”Di Myanmar selalu ada konflik, tidak aman. Kami mau ke Malaysia untuk bekerja,” kata Rafiq.
Namun, dia berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Pemprov Aceh karena mau menolong mereka meski dia sendiri tidak tahu ke mana selanjutnya mereka akan melangkah.
Saat ini mereka ditampung sementara di Bireuen. Mereka diberikan tempat tidur, makanan, dan pakaian.
Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri mengatakan, para imigran itu ditampung sementara sampai ada kebijakan dari pihak imigrasi.
”Demi kemanusiaan, kami menampung sementara pengungsi Rohingya. Ini bukan kejadian pertama imigran terdampar ke Aceh,” kata Alhudri.