Saat ”Teror” Kembali Melanda Kawasan Sarinah
Pos polisi di sekitar kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, tampak gosong seperti bekas terkena ledakan bom, Sabtu (21/4/2018) siang itu.
Tak jauh dari situ, sebuah mobil dan sepeda motor juga gosong terbakar. Asap masih mengepul dari kedua kendaraan itu.
Tiba-tiba, belasan mobil polisi tiba di kawasan Sarinah. Puluhan anggota Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 seketika keluar dari mobil-mobil tersebut. Dengan persenjataan lengkap, mereka berlari menuju arah terjadinya ledakan. Apa gerangan yang terjadi?
”Cut!”
Tiba-tiba suara tersebut menggema di kawasan Sarinah. Seruan tersebut ternyata keluar dari salah satu mulut kru film.
”Kirain ada teroris lagi di sini. Ternyata shooting film toh,” ujar Ma’arif (22), warga Jakarta Selatan, yang tengah mampir di kawasan Sarinah.
Ma’arif kaget melihat ada sepeda motor yang sudah gosong saat ia melintas kawasan Sarinah menggunakan bus transjakarta. Penasaran, ia pun turun di Halte Sarinah untuk menyaksikan peristiwa itu.
Aktivitas pembuatan film tersebut menarik atensi masyarakat yang lewat di kawasan tersebut.
Silvia (20) dan Aisyah (20) sengaja datang ke lokasi shooting setelah memperoleh informasi dari media sosial. Dua mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta itu penasaran ingin melihat langsung proses di balik layar pembuatan film.
”Sejauh ini, aku baru pernah lihat produk jadinya di bioskop atau televisi. Aku pengin lihat langsung untuk menambah wawasan,” ujar Aisyah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Semalam sebelumnya, Aisyah memperoleh informasi dari akun Twitter TMC Polda Metro Jaya terkait adanya rencana alih arus dalam rangka pengambilan gambar film di simpang Sarinah. Akun tersebut menyebutkan, kawasan tersebut ditutup mulai pukul 06.00 hingga 16.30.
Film ”22 Menit”
Sejumlah kru film menjawab, aktivitas pada siang itu merupakan proses pengambilan gambar untuk film action drama berjudul 22 Menit.
Ditemui di lokasi shooting, koproduser sekaligus kosutradara film 22 Menit, Myrna Paramita, menjelaskan, film tersebut digarap rumah produksi buttonijo. Selain Myrna, film itu turut disutradarai dan diproduseri Eugene Panji.
22 Menit merupakan film fiksi yang terinspirasi dari peristiwa nyata, yakni serangan teroris di sekitar kawasan Sarinah pada 14 Januari 2016. Serangan tersebut menyebabkan 7 orang tewas, yang terdiri dari 5 pelaku serangan dan 2 warga sipil (Kompas, 14/1/2016).
Myrna menyebutkan, film yang diperankan aktor Ario Bayu itu menggambarkan proses polisi mengatasi aksi terorisme tersebut. Ketegangan yang terjadi pada awal 2016 itu kembali divisualisasikan dalam film tersebut.
”Film ini bertujuan mengingatkan kepada masyarakat bahwa terorisme bisa jadi selalu dekat dengan kita. Masyarakat harus solider, seperti yang ditunjukkan pada saat aksi terorisme tahun 2016,” ujarnya.
Film yang proses pengambilan gambarnya dimulai sejak 9 April 2018 dan akan berakhir 3 Mei 2018 itu direncanakan tayang di bioskop 5 Juli 2018.
Izin ke Polri
Proses shooting film di kawasan Sarinah sudah berlangsung pada Sabtu dan Minggu akhir pekan lalu. Pada saat itu, kawasan Sarinah juga ditutup untuk dilintasi pengendara mobil ataupun sepeda motor.
Menurut rencana, Sabtu dan Minggu pekan depan, pengambilan gambar film tersebut masih akan dilakukan di kawasan Sarinah.
Untuk shooting di kawasan Sarinah, Myrna menyatakan, pihak rumah produksi harus mengantongi izin dari Polri, Pasukan Pengamanan Presiden, dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Mereka juga berkoordinasi dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Sebab, selama pengambilan film berlangsung, bus transjakarta harus diberhentikan agar tidak melintasi lokasi shooting. Jika kru film meneriakkan ”cut”, barulah bus bisa melintas.
”Memang kami dapat komplain dari masyarakat karena katanya bikin macet. Tapi mudah-mudahan hasil film ini akan berguna bagi penonton,” ucap Myrna.