NAHA, KOMPAS - Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong kerja sama dengan industri hiburan untuk membuat konten kampanye Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Itu agar rumusan kata-kata formal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bisa membumi dan dipahami masyarakat awam.
Memahami Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) penting karena seluruh pihak, termasuk masyarakat awam, mesti terlibat agar tujuan-tujuan ambisius SDGs bisa dicapai. Di Jepang, PBB menjalin kemitraan dengan antara lain perusahaan hiburan Yoshimoto Kogyo Co., Ltd. Contoh bentuk kampanyenya yaitu berupa video iklan komedi dan pendayagunaan kemampuan para komedian Yoshimoto dalam membuat cerita lucu dengan muatan nilai-nilai SDG.
"Mereka (Yoshimoto) bisa menjangkau masyarakat yang tidak bisa kami jangkau sendiri," tutur Chief NGO Relations, Advocacy and Special Events pada Departemen Informasi Publik PBB, Jeffrey A Brez, saat jumpa media di Naha, Okinawa, Jepang, Sabtu (21/4/2018). Para staf PBB bisa bercerita, tetapi tidak ahli di bidang itu.
Sementara para artis dari Yoshimoto yang lebih dari 100 tahun menggeluti dunia hiburan memiliki kecakapan membuat cerita yang memikat publik. Dengan tertarik oleh materi komedi, publik lebih mudah terpapar informasi soal SDG. “Dengan melihat materi komedi tersebut, masyarakat akan terinspirasi untuk melakukan sesuatu, atau paling tidak memikirkan sesuatu,” ungkapnya.
Dengan melihat materi komedi tersebut, masyarakat akan terinspirasi untuk melakukan sesuatu, atau paling tidak memikirkan sesuatu.
Menurut Brez, SDGs merupakan kelanjutan dari program-program Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) 2000-2015, dan bakal berjalan hingga 2030. Terdapat total 17 tujuan dan 169 program dalam SDG, yang dideklarasikan 193 negara termasuk Indonesia pada September 2015. Tujuannya, mengikat komitmen untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet, dan memastikan semua orang menikmati kedamaian dan kesejahteraan.
Direktur Pusat Informasi PBB di Tokyo, Kaoru Nemoto, mengatakan, ia meminta bantuan Yoshimoto untuk mengampanyekan SDGs sekitar 1,5 tahun lalu, dalam pertemuan pertamanya dengan Direktur Utama Yoshimoto, Hiroshi Osaki. Permintaan disambut baik, dan aksi promosi SDGs pertama oleh Yoshimoto dijalankan bersamaan dengan Festival Film Internasional Okinawa 2017. Kerja sama terus berlangsung hingga sekarang.
Pengenalan publik
Nemoto menambahkan, tingkat pengenalan publik Jepang terhadap SDG di awal ia meminta bantuan ke Yoshimoto hampir nol persen. Sekarang, berdasarkan survei Dentsu, tingkat pengenalan mencapai 15 persen. “Namun, itu angka yang masih rendah, sehingga sekarang kita butuh aksi dari setiap orang untuk membuat dunia jadi tempat yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujar dia.
Film-film pendek daring untuk kampanye SDGs yang dibintangi para artis Yoshimoto masuk ke kanal Youtube sejak Oktober tahun lalu. Ada 27 film pendek bisa dilihat di laman beralamat http://oimf.jp/en/program/sdgs_movie.html.
Sebagian video dilengkapi dengan teks bahasa Inggris agar pesan bisa sampai ke orang-orang dari lebih banyak negara. Video bisa diakses di Twitter lewat tanda pagar #FunnySDGValentine.
Katsuaki Yamaji, Operating Officer Yoshimoto, menyebutkan, dalam rangkaian Festival Film Internasional Okinawa Ke-10 tahun ini, Yoshimoto membuat program dengan sisipan kampanye tujuan SDGs, yakni JIMOT CM Republic 2018. Program itu adalah kompetisi video pendek yang menampilkan kekuatan budaya lokal disesuaikan dengan satu atau beberapa dari 17 tujuan SDG.
Brez memaparkan, PBB juga bekerja sama dengan Sony Pictures untuk mengampanyekan SDG lewat animasi yang dibintangi Smurf. Kampanyenya diberi tagar #SmallSmurfsBigGoals. Kampanye juga dibuat dalam lebih dari enam bahasa sehingga bisa menjangkau lebih dari 800 juta orang.
Selain lewat komedi dan hiburan, kampanye SDG untuk memberi pengaruh yang besar ke publik juga bisa memanfaatkan media video dan film dengan konten yang lebih serius, seperti film dokumenter. Contohnya, Leonardo DiCaprio terlibat dalam pembuatan film dokumenter tahun 2016 yang turut didukung PBB, tentang perubahan iklim. Film sudah ditonton lebih dari 60 juta orang.