LSI: Ganjar Pranowo Berpeluang Besar Jabat Gubernur Jateng Dua Periode
Oleh
Karina Isna Irawan
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Hasil survei Lingkar Survei Indonesia Denny JA menunjukkan dukungan masyarakat terhadap Gubernur Jawa Tengah petahana Ganjar Pranowo masih kuat. Meski demikian, migrasi suara dalam Pemilihan Umum 2018 mungkin terjadi apabila petahana melakukan kesalahan politik yang bisa mengubah persepsi pemilih secara drastis.
Berdasarkan hasil survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait preferensi pemilih dalam Pilkada Jateng 2018, dukungan kepada pasangan nomor urut satu Ganjar Pranowo/Taj Yasin mencapai 50,3 persen dan pasangan nomor urut dua Sudirman Said/Ida Fauziyah 10,5 persen. Adapun 39,2 persen pemilih belum menyatakan sikap (swing voters).
Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) LSI Denny JA Sunarto Ciptoharjono mengatakan, kesalahan politik bisa berupa pernyataan atau tindakan yang bisa mengubah persepsi pemilih secara drastis. Situasi politik dalam dua bulan ke depan sangat dinamis sehingga tsunami politik perlu diantisipasi. Survei mengambil sample 600 responden dari tujuh daerah pemilihan di Jateng.
“Kalau tidak ada tsunami politik atau kejadian luar biasa, Ganjar bisa dua periode. Secara teknik (kubu lawan) untuk memengaruhi pemilih dalam sisa dua bulan ini cukup sulit,” ujar Sunarto di Kota Semarang, Selasa (24/4/2018).
Dari hasil survei, masyarakat menganggap Sudirman sebagai pendatang baru sehingga dukungan masih kecil. Sosok Sudirman belum banyak dikenal masyarakat dan butuh waktu cukup lama untuk sosialisasi. Tim pemenangan Sudirman/Ida harus punya strategi jitu untuk memenangkan hati swing voters di sisa masa kampanye dua bulan ini.
Popularitas Ganjar mencapai 89,5 persen dan Sudirman baru 44,2 persen. Adapun popularitas kedua calon wakil gubernur masih di bawah 30 persen. Dukungan masyarakat kepada Ganjar/Yasin merata setiap daerah. Sedangkan, Sudirman/Ida terfokus di beberapa daerah, seperti Kendal, Pati, Cilacap, Brebes, Batang, dan Kabupaten Batang.
Survei LSI dilakukan pada 3-10 April 2018, sebelum debat terbuka putaran pertama. Menurut Sunarto, karakteristik pemilih di Indonesia terutama Jateng berbeda dengan pemilih Amerika Serikat. Di Indonesia, debat kandidat hanya berkontribusi pada tataran kognitif, tidak berdampak langsung ke elektabilitas calon. Pemilih Indonesia lebih terbuka pada program yang diusung kandidiat