TEMBAGAPURA, KOMPAS — Layanan pendidikan di sejumlah sekolah di beberapa wilayah di Kabupaten Mimika, Papua, terganggu. Adanya konflik di masyarakat hingga ancaman dari kelompok bersenjata membuat para guru dievakuasi demi keselamatan jiwa mereka. Akibatnya, proses belajar di sekolah terhenti lama karena tak ada guru.
Kondisi pendidikan yang terhenti di wilayah pegunungan di Distrik Tembagapura menjadi salah satu perhatian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Mimika.
Pada Selasa (24/4/2018), di bawah pengawalan ketat aparat keamanan TNI dan Kepolisian RI, Mendikbud mengunjungi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Waa di Kampung Banti yang proses pembelajaran terhenti sejak November 2017. Bangunan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di lokasi sama dibakar, demikian pula rumah sakit dekat sekolah.
Kunjungan dengan helikopter milik tentara dilanjutkan ke SD Inpres Aroanop di Kampung Omponi yang para gurunya disekap kelompok bersenjata pada pertengahan April. Kegiatan belajar terhenti hingga kini karena semua guru mengalami trauma. Mereka dievakuasi ke Timika.
Adanya ancaman kejahatan kelompok bersenjata membuat kegiatan belajar di SD di Jagamin yang berkisar tiga jam jalan kaki dari Aroanop juga terhenti hingga saat ini. Para guru khawatir jika penyekapan dan perampokan bersenjata juga terjadi pada mereka, sehingga para guru minta dievakuasi ke Timika.
Terhentinya pembelajaran juga terjadi di SMP Negeri 9 Mimika di Distrik Kwamki Narama, tidak jauh dari Kota Timika. Kepala SMP Negeri 9 Mimika, Yance Saflembolo, mengatakan siswa yang berjumlah 120 orang tidak belajar di sekolah selama lima bulan ini.
Keamanan terjamin
"Ada konflik antarsuku yang membuat orangtua takut membiarkan anak-anak pergi ke sekolah. Untuk UN (ujian nasional) pun dibagi dalam dua kelompok, yang 15 orang di sekolah, sedangkan 39 siswa lagi di gereja di daerah atas. Hal yang penting adalah, keamanan siswa dan guru terjamin," kata Yance.
Konflik antarsuku membuat sekolah menjadi tidak terawat. Ada bangunan kantor guru yang terbengkalai karena kaca-kaca jendela dipecah.
Menteri Dikbud menyayangkan konflik yang terjadi di wilayah Mimika berdampak pada sekolah. "Seharusnya sekolah bisa menjadi tempat yang aman bagi anak-anak dan guru agar proses belajar tidak terganggu. Kami mencoba mencari cara dan masukan agar layanan pendidikan tidak terhenti. Kami meminta supaya fasilitas pendidikan jangan dirusak," kata Muhadjir.
Muhadjir meminta agar layanan pendidikan yang terhenti bisa segera dipulihkan. Apalagi siswa SD akan menghadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) pada Mei nanti.
Ia berjanji untuk segera membangun SD dan SMP di Kampung Banti pada tahun ini. Pembangunan sekolah akan dilakukan melalui sistem swakelola agar masyarakat menjaga bersama bangunan sekolah.
Untuk para guru yang mengalami trauma karena penyekapan, lanjut Muhadjir, Kemdikbud akan membantu proses pemulihan psikis para guru. Untuk saat ini, para tentara membantu proses pendidikan di SD Inpres Aroanop agar siswa bisa beraktivitas dan merasa aman.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mimika Jenni Usmani mengatakan, para siswa di daerah konflik difasilitasi untuk pindah sekolah. Pemerintah Kabupaten Mimikika juga memiliki sentra pendidikan dari SD sampai dengan SMA dengan pola asrama.