Rusia dan Iran Didesak Tekan Suriah agar Ikut Perundingan
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
BRUSSELS, RABU — Uni Eropa, Rabu (25/4/2018), mendesak Rusia dan Iran untuk menekan Damaskus agar terlibat perundingan untuk mengakhiri perang saudara Suriah yang sudah memasuki tahun kedelapan.
Desakan itu muncul pada saat lembaga-lembaga donor internasional telah berjanji untuk menyediakan miliaran dollar AS untuk membantu warga sipil yang menjadi korban perang.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menegaskan, Moskwa dan Teheran, sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, memiliki kewajiban untuk menyudahi perang yang saat ini telah berjalan lebih dari tujuh tahun.
Upaya mencari solusi politik terhadap konflik Suriah telah kembali digelar pada Selasa (24/4) di Brussels, Belgia.
Para wakil dan menteri dari 85 negara mengikuti konferensi dua hari atas kerja sama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa.
PBB, Uni Eropa, dan badan-badan bantuan internasional dalam rapat hari kedua, Rabu, mengharapkan situasi di Suriah segera berakhir melalui solusi politik.
Mobilisasi bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah harus dilakukan. Namun, dukungan bagi proses perdamaian yang dipimpin PBB juga harus dipacu.
Keberadaan pasukan Pemerintah Suriah–yang didukung Rusia sebagai sekutu mereka–dan tekad Suriah meraih kemenangan kecil harapan akan adanya terobosan diplomatik di Brussels.
Eropa juga ingin menggunakan konferensi tersebut untuk memulai kembali perundingan yang dipimpin PBB di Geneva, Swiss, yang telah membuat sedikit kemajuan dalam delapan putaran.
Perundingan itu juga terjadi sebagian karena pemerintahan Presiden Bashar al-Assad telah mulai menaruh sedikit minat saat Rusia, Iran, dan Turki melakukan pertemuan tandingan di Astana, Kazakhstan, tahun lalu.
”Kami memerlukan secara khusus Rusia dan Iran untuk memberikan tekanan kepada Damaskus sehingga mereka mau duduk di meja perundingan di bawah naungan PBB,” kata Mogherini.
Dia mengatakan, ”Kami percaya bahwa satu-satunya perdamaian yang berkelanjutan untuk Suriah akan dikaitkan dengan proses politik di bawah naungan PBB.”
Moskwa telah berulang kali membela Suriah di PBB. Pembelaan terbaru terkait dugaan serangan senjata kimia di kota Douma, di pinggiran Damaskus, yang Barat tuduh itu dilakukan pasukan Assad.
Menteri Pembangunan Inggris Penny Mordaunt akan mendesak delegasi di forum konferensi itu untuk meningkatkan tekanan kepada Moskwa.
Sekalipun sudah 12 kali menggunakan vetonya dalam sidang-sidang PBB terkait konflik Suriah, Rusia dilaporkan telah memperingatkan Assad bahwa ia telah melanggar HAM karena kekejaman dilakukan atas rakyatnya sendiri.
Hari Senin (23/4), jet-jet tempur Suriah menghantam target-target oposisi di Damaskus selatan, yakni permukiman Hajr al-Aswad dan kamp pengungsi Palestina di Yarmuk.
Dua lokasi itu diduga sebagai kantong terakhir yang dikuasai milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) dan militan lainnya. Ribuan warga sipil juga menetap di kawasan tersebut.
Juru bicara PBB untuk urusan pengungsi Palestina, Chris Gunness, menggambarkan kondisi di kamp Yarmuk itu ”mirip neraka” karena terjadi bentrokan sengit.
PBB mengatakan, 6,1 juta warga Suriah mengungsi dari dalam negeri sendiri. Lebih dari 5 juta orang melarikan diri ke luar negeri dan 13 juta orang lagi, termasuk 6 juta anak-anak, membutuhkan bantuan darurat. (AFP/REUTERS)