Dua Pewarta Foto ”Kompas” Raih Penghargaan PFI 2018
Oleh
Ismail Zakaria
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Tiga foto karya dua wartawan foto harian Kompas mendapat penghargaan pada ajang Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2018. Tiga foto tersebut adalah foto berjudul ”Antre Pencetakan KTP Elektronik” dan foto cerita berjudul ”Perjuangan Petani Kendeng” karya Wisnu Widiantoro, serta foto berjudul ”Jajan” karya Totok Wijayanto.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2018 yang digelar di halaman Gedung Astaka Engkuputri, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (27/4/2018) malam. Selain keluarga besar insan pewarta foto nasional, hadir Wali Kota Batam Muhammad Rudi beserta jajarannya.
Foto ”Antre Pencetakan KTP Elektronik” yang pernah dimuat di halaman satu harian Kompas edisi Sabtu (21/10/2017) terpilih menjadi juara kedua untuk kategori foto tunggal General News.
Karya Wisnu lainnya berjudul ”Perjuangan Petani Kendeng” juga meraih juara kedua kategori foto cerita General News. Adapun foto berjudul ”Jajan” karya Totok Wijayanto meraih juara ketiga untuk kategori foto tunggal Daily Life.
Foto ”Antre Pencetakan KTP Elektronik” yang diabadikan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, menggambarkan perjuangan ribuan warga untuk mencetak KTP elektronik di bawah guyuran hujan deras yang melanda kawasan itu.
Sementara foto cerita ”Perjuangan Petani Kendeng” tentang aksi cor kaki di depan Istana Merdeka oleh puluhan petani Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, yang menolak berdirinya pabrik semen.
Foto ”Jajan” karya Totok menggambarkan sejumlah pekerja pembangunan jalur kereta ringan (LRT) yang antre membeli jajan dan minuman dari penjual keliling bersepeda saat istirahat siang di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Penjual dan pekerja tersebut disekat oleh seng pembatas proyek setinggi 2 meter.
Selain tiga karya foto tersebut, dua karya pewarta foto Kompas lainnya juga mendapat apresiasi dari dewan juri untuk kategori olahraga, yakni foto berjudul ”Pesenam Cilik” karya Yuniadhi Agung dan foto cerita tentang ”Renovasi Kompleks Gelora Bung Karno” karya Agus Susanto.
Dewan juri, yang beranggotakan sembilan orang yang merupakan pewarta foto senior Indonesia, memutuskan tidak ada pemenang untuk kategori olahraga. Kedua foto itu juga turut dipamerkan dalam pameran foto yang akan berlangsung pada 27 April-5 Mei 2018 di Gedung Astaka Engkuputri.
406 foto
Ketua Panitia APFI 2018 Immanuel Sebayang mengatakan, tahun ini, total peserta 406 orang dan panitia menerima 2.448 karya, termasuk multimedia. Karya itu bersaing memperebutkan penghargaan untuk 14 kategori bagi jurnalis, 2 kategori untuk citizen journalist, dan 1 kategori multimedia. Dewan juri terdiri dari sembilan pewarta foto senior Indonesia.
”Secara jumlah ada sedikit penurunan dari tahun lalu, tetapi menurut dewan juri terjadi peningkatan kualitas foto,” kata Immanuel.
Ketua PFI Lucky Pransiska mengatakan, penyelenggaraan APFI umumnya diselenggarakan di Jakarta. Namun, untuk APFI yang tahun ini memasuki tahun ke-8 penyelenggaraannya, diputuskan di luar Jakarta. ”Apalagi kami memiliki pengurus di sejumlah wilayah, termasuk Batam. Batam merupakan lokasi pertama penyelenggaraan APFI 2018 di luar Pulau Jawa,” kata Lucky.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Pebrialin mengapresiasi penyelenggaraan APFI 2018 di Batam. ”Saya berharap kegiatan ini menjadi sebuah momentum membangun, mengembangkan, dan melahirkan pewarta foto profesional yang tidak hanya jago di Indonesia, tetapi juga internasional,” katanya.
Ketua Dewan Juri APFI 2018 Arbain Rambey berharap APFI tidak dianggap sebagai lomba. ”Mari jadikan APFI sebagai momen untuk saling melihat, mengamati, menghargai, dan belajar sampai mana perkembangan ilmu foto jurnalistik,” kata Arbain.