Puan Maharani Ajak Al Azhar Kerja Sama Bangun Islam Moderat
Oleh
Musthafa Abd. Rahman
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengajak lembaga pendidikan Al Azhar, Mesir, bekerja sama secara intensif membangun ajaran Islam moderat dan pemahaman ekstrem di bidang pendidikan bagi para dai di Indonesia.
Puan Maharani menyampaikan hal tersebut ketika bertemu Grand Sheikh Al-Azhar, Profesor Ahmad Mohammad Ath-Tayeb, Kamis (26/4), di Kairo. Lembaga pendidikan Al- Azhar di Kairo merupakan lembaga pendidikan Islam tertua dan menjadi salah satu tujuan utama studi para pelajar dan mahasiswa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini.
"Kita perlu mengembangkan kurikulum Islam yang moderat di Indonesia, yang dimulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi. Al Azhar bisa berperan aktif dalam pengembangan kurikulum tersebut," ujar Puan.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas peran Al Azhar dalam menciptakan alumni-alumni yang menjadi tokoh-tokoh Islam di Indonesia. Apresiasi dan terima kasih diungkapkan pula oleh Puan atas komitmen Al Azhar yang siap mengirim guru untuk mengajar para dai serta menyediakan beasiswa bagi para ustadz di Indonesia. Saat ini, ada sekitar 4.600 mahasiswa Indonesia yang belajar di Al Azhar.
Dalam kesempatan itu, Grand Sheikh berharap mahasiswa yang tidak mendapat beasiswa dari Al Azhar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Menko PMK menyampaikan salam dari Presiden RI Joko Widodo bagi Grand Sheikh Al-Azhar. Presiden menyambut gembira dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan Grand Sheikh Al-Azhar untuk menghadiri dan menjadi pembicara dalam High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyat al-Islam (HLC-WMS) di Bogor, 1 – 3 Mei mendatang.
Bung Karno bukan saja berjasa bagi peningkatan hubungan Indonesia-Mesir, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi dunia internasional.
Menurut Ath-Tayeb, Pancasila bukan saja sejalan dengan ajaran Islam, tetapi lebih dari itu, Pancasila justru dipandang sebagai esensi nilai-nilai ajaran Islam.
“Nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, prinsip musyawarah dan keadilan merupakan intisari dari ajaran Islam,” ujarnya.
Grand Sheikh Al-Azhar mengaku telah mengenal pemikiran Presiden pertama RI, Soekarno sejak berada di bangku sekolah menengah. “Bung Karno bukan saja berjasa bagi peningkatan hubungan Indonesia-Mesir, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi dunia internasional,” ucapnya.
Grand Sheikh Al Azhar, selain sebagai pejabat yang secara protokoler setingkat Perdana Menteri di Mesir, juga merupakan salah satu tokoh penting Islam yang sangat berpengaruh di dunia. Hal itu antara lain dibuktikan dengan penghargaan dan pengakuan terhadap Grand Sheikh Al-Azhar oleh berbagai pemimpin dunia dan lembaga internasional atas peran aktif dan kontribusinya yang besar dalam penyebaran serta pemajuan ajaran Islam yang moderat, jauh dari radikalisme dan intoleransi. Ia menempati urutan pertama dari daftar 500 tokoh Islam paling berpengaruh di dunia tahun 2018.
Dalam kunjungannya ke Mesir selama 3 hari, Puan juga bertemu dengan Grand Mufti Mesir Profesor Shawki Allam serta berbincang-bincang dengan para pelajar Indonesia di Asrama Indonesia Universitas Al-Azhar.
Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzy yang mendampingi Menko PMK dalam pertemuan menyatakan, sampai saat ini, masyarakat Indonesia secara umum sangat antusias untuk mengirimkan putra putri mereka ke Al Azhar. Hal ini menjadi bukti bahwa Al-Azhar masih menjadi kiblat ilmu agama Islam bagi masyarakat Indonesia dan dunia.