Indonesia-Vietnam Kembali Bahas Batas Zona Ekonomi Eksklusif
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Sabtu (28/4/2018), di Singapura. Dalam pertemuan bilateral itu, masalah batas zona ekonomi eksklusif kedua negara yang belum rampung juga dibicarakan.
Pada pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa hal terkait hubungan Indonesia dengan Vietnam. Presiden mengapresiasi pertemuan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral (Joint Commission on Bilateral Cooperation/JCBC) antar-menteri luar negeri kedua negara pada 17 April yang berlangsung sukses.
Beberapa hasil pertemuan JCBC perlu didorong untuk segera ditindaklanjuti. Salah satunya adalah penyelesaian negosiasi batas maritim (zona ekonomi eksklusif/ZEE) Indonesia-Vietnam.
”Penyelesaian batas maritim ini akan dapat mencegah terjadinya insiden dan meningkatkan kerja sama perikanan dan kelautan. Saya yakin kita akan dapat segera menyelesaikannya,” kata Presiden.
Penyelesaian batas maritim ini akan dapat mencegah terjadinya insiden dan meningkatkan kerja sama perikanan dan kelautan. Saya yakin kita akan dapat segera menyelesaikannya.
PM Vietnam pun menyinggung kapal-kapal berbendera Vietnam yang ditangkap TNI. Sejak Januari 2018, setidaknya enam kapal berbendera Vietnam ditangkap di sekitar perairan Natuna. Kapal-kapal itu dituduh mencuri ikan di wilayah Indonesia. Kedua pemimpin negara pun berkomitmen untuk mendorong percepatan negosiasi batas ZEE tersebut.
Selain itu, Presiden Jokowi juga berharap penyusunan Rencana Aksi 2019-2023 untuk menerapkan kemitraan strategis kedua negara dapat diselesaikan pada November 2018. Ekspor kendaraan bermotor Indonesia ke Vietnam yang sudah berjalan normal dalam waktu dekat juga diapresiasi.
”Upaya merealisasikan target perdagangan 10 miliar dollar AS dapat dicapai pada 2020,” kata Presiden Jokowi.
Pada awal sambutannya, Presiden Jokowi mengundang PM Vietnam untuk hadir dalam ASEAN Leaders Gathering yang akan diselenggarakan di Bali pada 11 Oktober.
Presiden mengatakan akan mempertimbangkan dengan baik undangan PM Vietnam untuk hadir dalam World Economic Forum on ASEAN pada 11-13 September.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, hadir mendampingi Presiden antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya.