Bertamasya di Bandara Terbaik di Dunia
Untuk ke enam kalinya, Skytrax, sebuah konsultan bandara dan maskapai dari Inggris menobatkan Changi Airport, Singapura, sebagai bandara terbaik di dunia pada 2018.
Pengumuman yang dirilis akhir Maret 2018 itu makin menguatkan nama besar bandara yang berada di ujung timur negara kepulauan tersebut.
Pelayanan dan fasilitas Bandara Changi tampaknya menjadi faktor paling dominan sehingga memunculkan hasil survei yang mengunggulkan bandara itu dibanding bandara lain di seluruh dunia.
Fasilitas Changi sejak bertahun lalu memang tak perlu diragukan, apalagi sejak akhir 2018 ketika otoritas bandara itu mengoperasikan Terminal 4 yang memberikan tambahan kemudahan bagi pengguna bandara.
Belum bosan menikmati Terminal 3 yang bersih dan memiliki taman kupu-kupu (butterfly garden), kursi pijat gratis serta bioskop mini yang nyaman, Changi sudah menyodorkan layanan serba otomatis di Terminal 4.
Selain bangunannya megah dan punya banyak fasilitas tambahan, Terminal 4 juga menampilkan teknologi digital yang umum dilakukan di seluruh penjuru dunia.
Layanan serba otomatis diberikan mulai dari bus umum. Begitu berhenti di pintu keberangkatan penumpang, dari bagian bawah bus langsung keluar logam pipih yang menjadi jembatan penghubung bus dengan lantai bandara yang memberi kemudahan pengguna kursi roda atau kaum difabel lainnya turun atau naik dari bus. Aman dan nyaman bagi calon penumpang pesawat.
Dalam ruang keberangkatan tak perlu lagi antre chek in, cukup melakukan pelaporan secara digital di puluhan mesin yang tersedia. Tahap berikutnya masuk ke pemeriksaan imigrasi. Lagi-lagi mesin pemeriksaan berdasarkan sidik jari dan pengenalan wajah menggantikan peran petugas imigrasi. Penjagaan oleh petugas hanya dilakukan di bagian pengecekan barang.
Satu hal yang mengesankan dari terminal baru itu, pengelola bandara benar- benar bisa mengefisienkan tata ruang di atas bangunan seluas 225.000 meter persegi itu. Demi bisa memberi banyak fasilitas yang lengkap dan apik, terminal keberangkatan dibuat dua lantai. Eloknya, lantai kedua didesain sedemikian rupa sehingga dari situ, kita bisa melihat lantai satu yang kesannya lapang dan bagus.
Masih di lantai dua juga ada Peranakan Gallery (semacam museum peranakan mini). Pengelola bandara sungguh-sungguh memadukan desain, tata letak, teknologi serta karya seni di Terminal 4 ini.
Memasuki area tengah transit keberangkatan, fasilitas lain sudah menanti. Hal yang paling menonjol pasti layar petunjuk informasi penerbangan dan area semacam lounge umum dengan banyak tempat duduk beserta teve berlayar lebar yang tentu saja dengan colokan listrik di beberapa tempat.
Di situ juga terdapat beberapa karya seni misalnya berupa sekelompok patung warna putih berjudul Traveling Family karya Kurt Metzler dari Switzzerland.
Bagi yang suka berbelanja, jangan khawatir. Walau area belanja tak sebesar di Terminal 3 tetapi dagangan di Terminal 4 juga cukup lengkap kok. Yang terutama, mata dan badan pengunjung dimanjakan oleh keberadaan tempat istirahat dan hiburan yang harus diakui dibuat secara menarik.
Di dalam area yang tak begitu luas itu, ada taman mini dengan- tanaman asli bukan plastik- berikut kolam dengan ikan-ikan hias.
Jika ingin mengajak anak bermain-main di area yang bersih dan nyaman, ajak saja mereka ke zona Heritage. Sambil mengawasi anak-anak bermain, pengunjung bisa duduk dengan berselonjor kaki di tempat duduk berbentuk setengah lingkaran yang lucu.
Jika berada pada jam yang tepat, Anda juga bisa menikmati film musikal pendek yang diputar di tengah fasad bangunan kuno tiga tingkat di seberang tempat anak bermain.
Pendeknya, ke bandara kali ini tak hanya menanti keberangkatan pesawat semata tapi juga sekalian tamasya hati dan mata. Tak heran bila Changi selalu menempatkan diri sebagai bandara terbaik se dunia dari tahun ke tahun.