BANDUNG, KOMPAS — Perguruan tinggi akan dilibatkan untuk membenahi Sungai Citarum di Jawa Barat yang tercemar berat oleh sampah dan limbah industri. Dalam pelaksanaan kuliah kerja nyata, perguruan tinggi diminta menugaskan mahasiswa mengedukasi masyarakat di sekitar Citarum agar tidak membuang sampah sembarangan.
”Inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi juga harus diimplementasikan dalam membenahi Citarum. Setiap perguruan tinggi di Jabar akan dilibatkan untuk membuat Citarum bersih kembali,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir dalam sarasehan bertajuk ”Sumbangsih Perguruan Tinggi untuk Mewujudkan Citarum Harum” di Kampus Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jabar, Kamis (3/5/2018).
Nasir mengatakan, sekitar 250 mahasiswa akan melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah hulu, tengah, dan hilir Citarum selama dua bulan. Setelah itu, mereka akan digantikan 250 mahasiswa lain yang melakukan KKN secara berkesinambungan.
Baca: Tutur Visual kompas.id terkait Sungai Citarum
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang hadir dalam sarasehan itu, mengatakan, pembenahan Citarum perlu dilakukan secara terintegrasi. Sebab, pencemaran sungai sepanjang 297 kilometer itu sangat kompleks, mulai dari hulu, tengah, hingga hilir. Tak hanya di Citarum, pencemaran juga terjadi di anak-anak Sungai Citarum.
Menurut Luhut, selain membersihkan sampah dan limbah di Citarum, pengolahan sampah di setiap daerah juga perlu dilakukan. Hal ini agar sampah dapat dimanfaatkan sehingga sampah yang dibuang dapat berkurang.
Persoalan Citarum telah terjadi selama puluhan tahun dan tak kunjung terselesaikan. Selain pencemaran air sungai, tumpukan sampah dan sedimentasi membuat Citarum mudah meluap dan menghasilkan banjir.
Citarum memegang peran strategis terhadap kehidupan sekitar 20 juta warga di Jabar dan DKI Jakarta. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, Citarum juga mengairi sedikitnya 420.000 hektar sawah di kawasan lumbung padi, seperti Karawang, Purwakarta, Subang, dan Indramayu.
Luhut mengatakan, persoalan Citarum perlu segera diselesaikan karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. ”Di masa mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Tentu kita tidak ingin generasi kita kuntet (stunting) karena lingkungannya tidak sehat,” ujarnya.
Melalui program Citarum Harum yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat, pembenahan Citarum melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, TNI, Polri, perguruan tinggi, komunitas peduli lingkungan, dan masyarakat umum.