Energi Muda di Jalan Raya
Keterbatasan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik membuat sebagian warga Kota Depok meluapkan energi mereka di jalanan. Komposisi penduduk yang didominasi kaum muda membuat energi yang ditumpahkan relatif lebih besar, meledak-ledak, cenderung negatif.
Sebilah gergaji sepanjang nyaris 1 meter, pedang hasil modifikasi, dan senjata-senjata rakitan lainnya ditumpuk di salah satu sudut markas tim elite Jaguar yang berada di bawah Kepolisian Resor Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018). Senjata-senjata rakitan yang dibuat di bengkel-bengkel las itu milik para pelaku kejahatan berusia 15-20 tahun di Kota Depok.
Jaguar dibentuk akhir tahun 2014. Jumlahnya 30 anggota polisi pilihan yang dilatih khusus. Dua peristiwa pembegalan di jalan layang kawasan Universitas Indonesia dan Jalan Juanda di Kota Depok yang menewaskan korban menjadi latar belakang pembentukan Jaguar.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok Komisaris Bintoro mengatakan, lebih dari 50 persen kejahatan di Kota Depok dilakukan remaja yang usianya 15-20 tahun. Rata-rata kejahatan itu dilakukan kelompok pemuda yang membawa senjata tajam. Mereka melakukan tawuran hingga perampasan. ”Setiap hari ada saja (kejahatan),” kata Bintoro.
Hampir setiap akhir pekan, tim elite tersebut harus berhadapan dengan gerombolan-gerombolan remaja di jalanan. Mereka sering kedapatan membawa senjata tajam. ”Malam Minggu lalu kami tangkap 14 remaja lagi,” kata Kepala Tim Jaguar Polresta Depok Inspektur Satu Winam Agus.
Salah satu fenomena kejahatan di Kota Depok yang menjadi momok hingga ke Ibu Kota adalah gerombolan bersepeda motor dengan kekerasan jalanan sepanjang rute konvoi. Tim Jaguar pernah mencegat gerombolan remaja bermotor yang menenteng senjata tajam. Video pencegatan itu juga sempat viral di media sosial.
”Dulu kami pernah tangkap 10 anak berkonvoi motor. Ternyata setelah ditanyai, di sepanjang jalan (yang dilalui) mereka melakukan perampasan dan penyerangan. Ada ibu-ibu lewat diminta HP-nya, (contohnya seperti) begitu-begitu,” ujar Winam geleng-geleng kepala.
Saat ditangkap, salah seorang pemimpin gerombolan bermotor itu berusia 17 tahun. Ada juga anak kelas I SMP yang mencuri sepeda motor. Wajah-wajah mereka belum sempurna dewasa, tetapi pengeroyokan, penyabetan, dan perampasan harta benda dengan korban tewas atau terluka kerap kali mereka lakukan. Mereka juga sering mengunggah aksinya di media sosial untuk gagah-gagahan. Latar belakang pelaku kejahatan berusia remaja ini pada umumnya berasal dari kelompok keluarga menengah bawah.
Hal lain yang membuat kaum remaja itu berani melakukan kejahatan jalanan dan melukai korban karena merasa yakin dengan semacam jimat, yang didapat dari interaksi mereka dengan sejumlah kelompok. Ini biasanya berawal dari aktivitas di dalam sebagian geng anak-anak muda dan geng motor di Kota Depok. Mereka lantas menantang geng-geng lain di Kota Depok ataupun luar Kota Depok.
”Terkadang aksi mereka tidak murni karena tuntutan ekonomi. Mereka juga ingin menunjukkan eksistensinya terhadap geng lain. Mereka ingin menjadi yang terkuat dan tak terkalahkan,” kata Winam.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kasus-kasus kejahatan atau kekerasan yang melibatkan remaja di Kota Depok, pada tahun ini relatif menurun. Namun, kini sebagian di antaranya cenderung melakukan akvititas sejenis, seperti tawuran, di luar Kota Depok. Salah satunya tawuran di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada awal Februari lalu. Dua orang tewas kala itu.
Bintoro berharap Pemerintah Kota Depok hingga pengurus di tingkat kelurahan dan RT/RW menyediakan wadah-wadah kegiatan atau ruang bagi kaum remaja. Ini perlu untuk menyalurkan agresivitas yang ada.
”Kami juga membutuhkan kerja sama dengan pemerintah daerah bagaimana mereka membuat kegiatan untuk anak-anak muda yang bermanfaat bagi mereka. Ini sebagai upaya pencegahan,” ujarnya.
Ruang terbuka publik
Pengamat perkotaan, Nirwono Joga, mengatakan, masyarakat Kota Depok membutuhkan lebih banyak ruang terbuka publik yang bisa digunakan untuk interaksi sosial. Di tengah impitan masalah dan tekanan hidup perkotaan, warga butuh oase untuk melepaskan penat dan melakukan interaksi sosial.
Secara jangka panjang, katanya, keberadaan taman dan ruang terbuka hijau bisa dihubungkan dengan tingginya tingkat kriminalitas di suatu perkotaan. Minimnya ruang terbuka publik di Kota Depok, misalnya, akhirnya membuat anak-anak muda menyalurkan aktualisasi diri ke arah negatif.
Bersama sejumlah aktivis lingkungan dan pemerhati Depok, Nirwono ikut menuntut supaya Depok memperbanyak ruang terbuka hijau publik. Ruang terbuka hijau publik harus bermanfaat bagi warga Depok dalam jangka panjang seperti mencegah terbentuknya geng-geng anak muda yang mengarah ke tindak kriminal.
Ia mencontohkan, fenomena serupa juga terjadi di Jakarta. ”Di Jakarta, data menunjukkan tingkat kriminalitas di wilayah yang kurang memiliki ruang terbuka hijau, seperti Jakarta Utara dan Jakarta Barat, lebih tinggi dibandingkan Jakarta Selatan yang punya banyak ruang terbuka hijau,” ujar Nirwono.
Koordinator Ruang Terbuka Hijau Movement yang juga pegiat pejalan kaki, Alfred Sitorus, mengatakan, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) di kota itu 16,33 persen dari total wilayah 20.000 hektar. Jumlah itu masih kurang jika dibandingkan dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mensyaratkan RTH minimal 30 persen.
Di sisi lain, berdasarkan catatan dari RTH Movement, dalam 10 tahun terakhir, Pemkot Depok terus membabat RTH daerah milik jalan dan trotoar di sepanjang Jalan Margonda Raya serta mengizinkan pembabatan hutan bambu di bantaran Sungai Ciliwung.
Cara lain ialah dengan menjalin nota kesepahaman dengan sejumlah instansi dan pengembang yang memiliki lahan untuk membangun taman dengan dana APBD. Selain itu, membangun alun-alun seluas 3,5 hektar. Alun-alun tersebut bakal mulai dibangun tahun ini di kawasan Grand Depok City dan luasannya bakal ditambahkan sebagai total RTH saat ini.
Daripada berpeluh membuat pedang untuk tawuran, lebih baik keringatan dan senang-senang main basket di taman kota.