YOGYAKARTA, KOMPAS — Produsen mobil Datsun menggelar uji coba kendara produk terbarunya, yakni Datsun Cross, bagi awak media di Yogyakarta. Selama dua hari, 20 jurnalis, termasuk Kompas, berkesempatan menjajal langsung mobil tersebut pada medan yang beragam.
”Yogyakarta dipilih karena memiliki karakter jalan yang beragam dan mewakili kondisi jalan di sebagian besar wilayah Indonesia,” kata Head of Datsun Indonesia Masato Nakamura saat membuka acara uji coba di titik awal keberangkatan di Jalan Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (4/5/2018). Karakter yang dimaksud adalah adanya tanjakan, turunan, kelokan tajam di Kabupaten Gunung Kidul dan Sleman, serta kepadatan lalu lintas perkotaan di wilayah Kota Yogyakarta.
Sebanyak tujuh mobil Datsun Cross bertransmisi otomatis berteknologi continuously variable transmission (CVT) digunakan dalam acara ini. Pada hari pertama, rombongan jurnalis diajak menaklukkan tanjakan dan turunan menuju Pantai Ngandong di Gunung Kidul. Pada hari kedua, para jurnalis diajak menaklukkan kemacetan di kawasan Yogyakarta dan Sleman yang jalur utamanya selalu dipadati kendaraan warga dan wisatawan.
Mobil yang saat diperkenalkan kepada publik Indonesia pada Januari 2018 dibanderol dengan harga Rp 173 juta ini meluncur mulus melewati rute menuju lokasi tujuan. Tanjakan curam di kawasan Gunung Kidul dapat dilahap dengan mudah meski mesin 1.200 cc dengan torsi 104 Nm dan tenaga 78 daya kuda yang tersimpan di moncongnya sesekali meraung saat pedal gas diinjak sampai mentok ke dasar ketika hendak menyalip kendaraan lain di tanjakan.
Transmisi CVT yang terpasang membuat pengendaraan terasa sangat halus dan seakan tanpa entakan seperti yang kerap ditemui di kendaraan keluaran lama yang mengusung transmisi otomatis berteknologi konvensional yang masih mengandalkan gigi di dalamnya. Sensasi berkendara dengan transmisi CVT hampir menyerupai dengan rasa berkendara dengan menggunakan sepeda motor matik di mana sama sekali tidak terasa adanya perpindahan gigi ketika melaju.
Tinggal injak pedal gas untuk akselerasi dan lepas pedal gas untuk mengurangi laju kendaraan. Cukup sesimpel itu. Namun, pengereman tentunya tetap harus dilakukan untuk menghentikan laju mobil karena pengereman mesin atau engine brake kurang terasa ketika dijalankan pada posisi D (drive).
Datsun Cross dirancang untuk mampu melewati jalan yang rusak atau relatif tidak rata. Oleh karena itu, mobil ini memiliki ground clearance (ruang antara aspal atau tanah dan sasis kendaraan) yang cukup tinggi, yakni 200 milimeter.
”Suspensi depan dan belakang kami setel secara khusus agar gejala body rolling dapat dikurangi,” kata Product Management Manager R&D PT Nissan Motor Indonesia Anton Khristanto. Body rolling adalah gejala limbung yang terasa saat menikung dan kerap menjadi masalah pada kendaraan dengan ground clearance tinggi.
Datsun Cross, kata Anton, memiliki ground clearance lebih tinggi daripada produk sebelumnya, yakni Datsun Go+ yang memiliki jarak ke tanah 180 milimeter. Penguatan di sejumlah titik bodi dan sasis juga dilakukan agar mobil dengan tiga baris kursi penumpang ini dapat meluncur lebih stabil.
Produsen mobil ini juga mengunggulkan kesenyapan kabinnya. Meski telah cukup berhasil meredam suara dari luar, raungan suara mesin tetap menelusup ke dalam kabin, terutama ketika mesin dipaksakan untuk berakselerasi mendadak atau menembus kecepatan tinggi.
Peranti airbag telah dipasang pada unit mobil ini. Selain itu, teknologi vehicle dynamic control (VDC) juga telah menjadi standar di semua varian. Fitur VDC mencakup anti-lock braking (ABS), electronic brake distribution with brake assist (EBD with BA), traction control, dan brake-limited slip differential.
Mobil dengan tampilan lebih agresif dibandingkan pendahulunya, yakni Datsun Go+ Panca dan Datsun Go, ini menyasar segmen pasar lebih tinggi daripada kategori low cost green car. Generasi muda yang beranjak mapan secara finansial atau keluarga muda yang membutuhkan kendaraan harian yang andal dapat melirik Datsun Cross sebagai salah satu opsi mereka. (DRA)