LAMONGAN, KOMPAS — Para nayaga atau penabuh gamelan Kelompok Karawitan Jaya Samudera sempat terkejut. Seusai menyampaikan orasi politik di Ponpes Sunan Drajat, Sabtu (5/5/2018), Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mendekati Mbah Kadri, pemimpin kelompok seni tradisi itu.
Semula santri yang ikut karawitan menyangka Prabowo mau menyanyi atau meminta lagu. Ternyata Prabowo ikut nimbrung dan menabuh kendang. Tidak ada yang menyangka mantan Danjen Kopassus itu piawai memukul kendang.
Lagu pertama ”Ojo Dipleroki”. Prabowo mampu mengiringi dan mengimbangi nayaga lainnya. Setelah lagu usai, hadirin berteriak, ”Lagi, lagi!”
Lagu kedua berjudul ”Perahu Layar” pun mengentak. Seusai beratraksi, Prabowo memeluk Mbah Kadri. Hadirin bertepuk tangan.
Mbah Kadri, Purwo Suleksono (pelatih karawitan), dan Ketua Harian Jaya Samudera Putra Aditya Hasibuan, merasa terhormat dan bangga bisa tampil bersama Prabowo. ”Ini kesannya berbeda,” kata Kadri.
Purwo Suleksono menyatakan bangga. Ia juga baru tahu Prabowo jago main kendang. Ia semula menyangka Prabowo mau menyanyi lagu Jawa.
Purwo menyebutkan, kelompok Jaya Samudera dijadikan media dakwah. Gending yang diangkat di antaranya tembang macapat jenis pangkur juga shalawat. ”Seni tradisi pun bisa dijadikan dakwah. Kami mengikuti jejak Sunan Drajat yang menggunakan gamelan dan wayang (beber),” kata Purwo.
Selain karawitan, Ponpes Sunan Drajat juga punya seni kasidah modern ”Persada Ria”. Semua masih untuk lingkup dakwah. ”Ada 40 anak yang tergabung untuk nguri-uri (melestarikan) kebudayaan,” ujar Kadri menambahkan.
Sementara itu, dalam orasi politiknya, Prabowo mengaku dapat suntikan energi, dukungan, dan harapan dari Drajat untuk semakin mantap maju sebagai calon presiden 2019.
”Saya makin mantap untuk mengabdikan sisa umur saya berjuang demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung. Takbir! Allahi Akbar, Takbir! Allahu Akbar! Takbir! Allahu Akbar! Merdeka! Merdeka! Merdeka!” kata Prabowo diikuti hadirin.
Ia juga menyebut, banyak yang perlu dibenahi di negeri ini. Negara ini harus ditata dan dikelola dengan baik agar kekayaan alam Indonesia tidak lari ke luar negeri dan hanya dikuasai segelintir orang.
”Bumi, air, udara, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya harus dikuasai negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” katanya.
Pengasuh Ponpes Sunan Drajat KH Abdul Ghofur menyatakan, ia dan santrinya serta alumni yang tersebar di Indonesia siap mendukung Prabowo. Indonesia butuh pemimpin yang tegas agar kekayaan alam yang lari ke asing kembali ke Indonesia.
”Baik Pak Jokowi ataupun Pak Prabowo, jika sama-sama maju pilpres bergantung siapa wakilnya. Di antara sosok yang pantas mendampingi, Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan Pak Mahfud MD,” kata Ghofur.