Yang Segar Sehat, yang Melegenda
Siapa tidak kenal gado-gado. Campuran rebusan sayur, potongan kentang rebus dan tahu-tempe goreng, kadang ada ekstra telurnya. Dibalur saus bumbu kacang, jadilah hidangan yang selalu dirindu. Kelezatannya bertahan hingga kini.
Gado-gado termasuk makanan tradisional yang juga hidangan sehat. Gado-gado mudah ditemukan diracik di gerobak-gerobak pinggir jalan, pun populer sebagai makanan berkelas. Saat membaca menu salad with peanut di restoran mewah atau hotel berbintang, gado-gadolah yang dimaksud.
Di Jakarta ada beberapa warung gado-gado yang bertahan sejak bertahun-tahun silam. Salah satunya adalah Gado-Gado Direksi di Jalan Pintu Besar Selatan 1, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat. Selain itu, ada Gado-gado Cemara di Jalan Tanah Abang 5 Nomor 36, Jakarta Pusat, dan Gado-gado Kartika di Jalan Sekolah Duta V/BA-54, Ruko Pondok Indah Plaza 2, Jakarta Selatan.
Untuk mencapai Gado-gado Direksi, datang saja ke Pujasera Pinangsia. Cukup bertanya kepada tukang parkir atau pedagang di Pasar Glodok dan Pasar Pinangsia, mereka pasti akan mengarahkan langsung ke Gado-gado Direksi.
Gado-gado Direksi didirikan oleh Sinta Dewi atau Sie Man Tjauw (72) sejak tahun 1967. Awalnya, usaha makanan ini hanya di pinggiran jalan, di belakang tembok rumah orang. Saat ini, usahanya dilanjutkan putri satu-satunya dari lima anaknya, Giok Lie (50). ”Kalau tidak salah, mama buka usaha gado-gado ini hampir bersamaan dengan Lontong Sayur Gloria,” kata Giok Lie, Kamis (3/5/2018).
Nama Direksi yang melekat pada usaha gado-gado itu, kata Giok Lie, merupakan pemberian salah satu pelanggannya yang saat itu pejabat direksi di salah satu bank swasta nasional. Gado-gado dengan bumbu kacang ulekan Sinta memang menjadi makanan favorit karyawan dan direksi yang berada di sekitar kawasan Kota Tua tersebut.
Awalnya, ibu Sinta yang mengulek saus bumbu kacang. Namun, sekitar tahun 1987, salah satu asisten rumah tangganya, Ati, membantu mengulek saus bumbu kacang. Bumbu saus kacang ini tetap diracik ibu Shinta.
Apa yang membedakan Gado-gado Direksi dengan makanan serupa yang dijual pedagang lain? ”Yang tahu adalah pelanggan,” kata Giok Lie.
Umar (60), salah satu pelanggan, mengatakan, saus bumbu kacangnya kental, lembut, dan gurih. ”Saus bumbu kacangnya terasa lain dengan gado-gado di tempat lain. Rasanya nyatu. Saya sulit menggambarkan itu,” katanya.
Memang, kata Giok Lie, kacang yang mereka gunakan untuk saus bumbu kacang adalah kacang tanah pilihan, diambil khusus dari Tuban, Jawa Timur. Dalam sehari, Giok Lie menghabiskan 5 kilogram kacang tanah.
Selain itu, Gado-gado Direksi menggunakan taoge, kacang panjang, labu siam, dan kangkung segar yang lalu direbus. Agar lebih kaya rasa, gado-gado dilengkapi potongan tahu goreng. Renyah kriuk emping, juga kerupuk udang, turut menyempurnakan hidangan kaya serat ini bersama harumnya taburan bawang goreng.
Sesendok sayuran segar bermandikan bumbu kacang ditambah pedas dari cabai rawit menghamburkan rasa gurih, segar, dan pedas di mulut. Manis dari gula aren atau gula jawa, berbaur dengan segar asam perasan jeruk limau, menyempurnakan rasa saus ulekan kacang. Jumlah cabai bisa dipilih. Mau dua cabai atau bahkan puluhan, dilayani, kok.
Gado-gado ini enak dimakan dengan ayam kampung goreng kremes dan, sebagai penutup, comotlah sajian lumpia di sana.
Gado-gado Direksi mematok harga Rp 35.000 per porsi. Jika ingin tambah nasi atau lontong, ada tambahan Rp 3.000-Rp 5.000. Giok Lie membuka warungnya pada hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 09.30 sampai 16 00. Kecuali hari Sabtu, mereka tutup lebih awal sampai pukul 15.30.
”Kalau Senin sampai Jumat biasanya yang membeli gado-gado adalah karyawan, tetapi kalau hari Sabtu kebanyakan wisatawan,” kata Giok Lie.
”Beberapa pelanggan sering memesan bumbu kacang saja untuk dibawa ke luar negeri. Kalau ke Singapura, biasanya mereka minta saus bumbu kacang yang sudah cair. Yang ke Hong Kong dan Amerika, bumbu kacang kering,” kata Giok Lie yang sedang melayani pesanan bumbu kacang yang akan dibawa ke Amerika Serikat, Kamis itu.
Cemara
Masih penasaran dengan gado-gado jadul, mampirlah juga ke Gado-gado Cemara. Merek gado-gado ini telah berkibar sejak tahun 1947. Memang tempatnya tidak sama lagi, tetapi rasa dipertahankan di mana pun Gado-gado Cemara dijual.
Ditemui pada Kamis lalu, seorang pegawai Gado-gado Cemara, Carma (65), menuturkan, nama rumah makan tersebut terlahir demikian karena awalnya berlokasi di Jalan Cemara, Jakarta Pusat. ”Setahu saya, setelah itu pindah ke Pasar Boplo, ke Jalan Wahid Hasyim, terus baru sini (Jalan Tanah Abang V),” kata laki-laki yang mengaku ”baru” mulai bekerja di Gado-gado Cemara pada 1977 itu.
Maka, mari segera mencecap resep gado-gado berusia 71 tahun itu. Pramusaji mengantarkan satu piring gado-gado hanya berselang lima menit sejak dipesan. Bumbu kacang yang encer mendominasi tampilan gado-gado di piring dan terlihat seperti kuah. Yang tampak di permukaan hanya potongan-potongan besar tahu, ditimpa kerupuk, emping, dan taburan bawang goreng.
Setelah disendok, barulah bermacam sayuran, seperti kacang panjang, kol, serta taoge, tersibak. Bumbunya menggunakan kacang tanah dan terasa ringan. Cocok sebagai menu makan siang. Satu porsi gado-gado ukuran biasa dibanderol Rp 37.000. Akan tetapi, ada juga versi ukuran kecil, yaitu porsi medium, dengan harga Rp 25.000 per porsi.
”Sayur baru semua, tidak beli dari kemarin,” ujarnya.
Dalam sehari, tempat makan ini, antara lain, mengolah rata-rata 30 kilogram kacang panjang, 60 kg kol, dan 40 kg taoge. Untuk bumbu, Gado-gado Cemara membeli 10 karung kacang tanah per minggu, total berbobot 500 kg. Carma menyebutkan, resep Gado-gado Cemara sejak dahulu tidak menggunakan tempe.
Untuk menemani gado-gado, Gado-gado Cemara menawarkan pilihan bermacam lauk, di antaranya sate ayam cemara, ikan pesmol tenggiri, telur, empal goreng cemara, dan bandeng gepuk. Seporsi pesmol tenggiri yang menawarkan daging tebal dan bumbu kuah lezat dapat dinikmati dengan membayar Rp 70.000.
Untuk pencuci mulut, menu es duren cemara amat menyihir meminta dipesan. Benar saja, kenikmatan hakiki didapat dari rasa duren yang mantap, ditambah potongan buah alpukat dan serutan es. Harga satu porsi es duren cemara Rp 33.000.
Leonard Kristianto yang adalah CEO JK Records, sebuah perusahaan rekaman, merupakan salah satu pelanggan setia Gado-gado cemara. Ia sudah dikenalkan dengan gado-gado ini sejak usia sekolah dasar oleh orangtuanya ketika tempat makannya masih berlokasi di Jalan Cemara. ”Bahkan, orangtua istri saya juga tahu,” ucapnya.
Kartika
Jelajah gado-gado Ibu Kota berlanjut ke Gado-gado Kartika di Jakarta Selatan. Tempat makan ini belum setua Gado-gado Cemara, tetapi tergolong ”senior” karena sudah berdiri sejak tahun 1982.
Gado-gado Kartika menawarkan cita rasa bumbu kacang tanah yang lain daripada Gado-gado Cemara. Bumbu di sini cenderung tidak encer sehingga teksturnya lebih kasar, tetapi membuat rasa gurih kacang lebih tercecap. Perbedaan lain, Gado-gado Kartika berisi potongan tempe yang agak keras di luar, tetapi lembut di dalam. Jenis sayur lain standar, hanya saja rasa potongan kentangnya lebih mantap.
Seporsi Gado-gado Kartika dibanderol Rp 40.000, sudah termasuk tiga irisan lontong dan separuh telur rebus. Untuk melengkapi kenikmatan menyantap Gado-gado Kartika, boleh juga memesan sepiring asinan buah campur sayur seharga Rp 37.500, serta segelas es sirsak kartika dan es mangga kartika yang masing-masing seharga Rp 27.500.
Salah seorang konsumen, Dede (50), mengenal sedapnya Gado-gado Kartika sejak awal 2000-an, ketika masih berkantor di Jakarta Selatan. Menurut dia, perbedaan Gado-gado Kartika dengan gado-gado lain terletak pada bumbu kacang yang lebih gurih.
Saat panas dan hujan silih berganti tak menentu, menyantap gado-gado legendaris sepertinya memang bisa menyegarkan suasana. Yuk.