PALEMBANG, KOMPAS - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan triwulan I 2018 mencapai 5,89 persen. Pemerintah memprediksi pada triwulan ke II pertumbuhan ekonomi Sumsel tumbuh hingga 6 persen. Pertumbuhan ini terdorong oleh peningkatan di berbagai aspek, terutama sektor yang berkaitan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Yos Rusdiansyah, Senin (7/5/2018) di Palembang mengatakan, pada triwulan I 2018 ada beberapa lapangan usaha yang terdongkrak pertumbuhannya. Di antaranya, akomodasi dan makan minum (10,30 persen), listrik (9,83 persen), dan konstruksi (9,54 persen).
Kesemua sektor ini terkait langsung dengan hari raya Imlek Februari lalu, dan percepatan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur jelang Asian Games. Perayaan Imlek, ujar Yos, mendongkrak penyerapan makanan dan minuman.
Sedangkan penyelesaian proyek infrastruktur menyambut Asian Games, mendorong pertumbuhan sektor kelistrikan dan konstruksi, seperti pembangunan konstruksi kereta api ringan (LRT), jalan tol, jalan layang, dan pembangunan jalur ganda KA. "Semua proyek itu membutuhkan listrik dan bahan konstruksi untuk menunjang pembangunannya," ujar Yos.
Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sumsel Afrian Joni menuturkan, terkait pertumbuhan ekonomi Sumsel yang signifikan jelang Asian Games, ia yakin pada kuartal II, pertumbuhan Sumsel bisa mencapai 6 persen. Perekonomian juga diprediksi membaik dengan adanya pilkada, yang berdekatan dengan Asian Games. "Patut bangga, karena pertumbuhan Sumsel melampaui rata-rata nasional, yakni 5,06 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengungkapkan momen Asian Games merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah investasi.
Menguat di Lampung
Dari Bandar Lampung dilaporkan, perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan I 2018 tumbuh 5,16 persen, atau menguat dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar 5,13 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh seluruh sektor ekonomi.
Data BPS Provinsi Lampung menyebutkan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung mencapai Rp 80,8 triliun. Adapun PDRB terhadap harga konstan Rp 56,46 triliun.
Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum menjelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 24,67 persen, konstruksi 11,07 persen, dan industri pengolahan 8,99 persen. “Pertumbuhan positif dicapai seluruh lapangan usaha, triwulan ini. Lapangan usaha yang tumbuh cukup besar adalah industri pengolahan,” kata Yeane di Bandar Lampung, Senin.
Struktur PDRB Lampung pada Triwulan I 2018 masih bertumpu pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (31,6 persen), industri pengolahan (18,54 persen), dan perdagangan (11,34 persen).
Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan bagi pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2018 mencapai 34,5 persen. Meski begitu, sektor ini hanya tumbuh 0,02 persen dari triwulan IV 2017. Hal ini menujukkan betapa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sebagai tumpuan utama perekonomian di Lampung, tergolong tidak signifikan.
Kondisi itu, kata Yeane, disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain banjir yang menyebabkan sawah terendam, dan tidak optimalnya hasil perkebunan. Selain itu, tingginya gelombang laut menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan.