Target Pembangkit Panas Bumi Direvisi Lebih Rendah
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah merevisi target penambahan kapasitas terpasang listrik tenaga panas bumi dari semula 6.290 megawatt menjadi 4.583 megawatt. Pengurangan itu tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL 2018-2027. Alasan pemerintah adalah pertumbuhan ekonomi yang tak sesuai perkiraan semula.
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, penyediaan kapasitas terpasang listrik selalu menyesuaikan dengan angka pertumbuhan ekonomi. Semula, pertumbuhan ekonomi diperkirakan di angka 7-8 persen per tahun.
”Ternyata, pertumbuhan ekonomi kita di angka lima koma sekian persen per tahun. Oleh karena itu, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi disesuaikan yang berdampak pada pengurangan. Namun, listrik tenaga panas bumi akan terus diprioritaskan dalam pengembangan energi terbarukan nasional,” kata Rida seusai membuka peluncuran Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE), Selasa (8/5/2018) di Jakarta.
IIGCE tahun ini, yang merupakan ajang keenam, akan kembali diselenggarakan di Jakarta pada 5-8 September mendatang. IIGCE merupakan ajang konferensi yang melibatkan semua pemangku kepentingan pengembangan tenaga panas bumi menjadi listrik. Pameran teknologi di sektor pembangkit listrik tenaga panas bumi juga akan disertakan.
”Kami mengagendakan acara ini dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menghadirkan beberapa menteri sebagai pembicara utama, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Ignasius Jonan, serta beberapa pakar di bidang panas bumi,” kata Ketua Panitia IIGCE M Ikbal.
Grafis kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia sejak 2014-2017 dan rencana pengembangan di 2018.
Grafis kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia sejak 2014-2017 dan rencana pengembangan di 2018.Saat ini, potensi tenaga panas bumi di Indonesia diperkirakan 28.500 megawatt. Namun, kapasitas terpasang sampai akhir 2017 hanya 1.808,5 megawatt. Harga jual tenaga listrik dari panas bumi masih relatif lebih mahal dibandingkan sumber energi lain, seperti batubara atau hidro.