Hujan Abu Melanda 4 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Oleh
HARIS FIRDAUS
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pagi menyebabkan terjadinya hujan abu di empat kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kulon Progo. Untuk meminimalkan dampak abu vulkanik, masyarakat diminta memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
”Kami mendapat laporan dari berbagai pihak bahwa hujan abu terjadi di Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana, Jumat siang, di Yogyakarta. Informasi terakhir, hujan abu sudah menyebar sampai Kabupaten Kulon Progo.
Biwara menjelaskan, letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat pagi menyemburkan abu vulkanik. Abu vulkanik itu kemudian terbawa angin yang mengarah ke selatan dan barat. ”Yang tersembur ke atas saat letusan itu bentuknya abu dan abu itu kemudian terbawa oleh angin yang terpantau mengarah ke selatan dan barat,” ujarnya.
Berdasarkan data BPBD DIY, hujan abu mulai turun sekitar pukul 08.00 di sejumlah kecamatan di Sleman, misalnya di Kecamatan Pakem, Turi, Tempel, dan Ngemplak. Setelah itu, abu terbawa angin ke arah selatan dan barat hingga mencapai beberapa wilayah lain di Sleman, misalnya Jombor, Gamping, dan Godean.
Selain itu, mulai sekitar pukul 10.30, abu vulkanik telah mencapai Kota Yogyakarta, misalnya di wilayah Bumijo, Timoho, Malioboro, Kotagede, dan Giwangan. Sekitar pukul 11.00, abu dilaporkan mencapai wilayah Bantul, yakni Nitiprayan, Sedayu, Madukismo, dan Pandak.
Terkait terjadinya hujan abu vulkanik itu, BPBD DIY mengeluarkan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Biwara menyatakan, masyarakat yang tidak memiliki kepentingan diharapkan tetap berada di luar ruangan untuk melindungi diri dari paparan abu. ”Namun, kalau terpaksa berada di luar ruangan, warga diimbau memakai masker,” ujarnya.
BPBD DIY juga mengimbau warga untuk menutup sumur atau sumber air lain agar tidak terkena abu vulkanik. Selain itu, warga juga diimbau tidak menjemur pakaian atau bahan makanan saat hujan abu terjadi.
Biwara menambahkan, masyarakat yang tidak memiliki masker bisa meminta ke sejumlah instansi terkait, misalnya BPBD, dinas kesehatan, dan puskesmas. ”Kami sudah mengondisikan sejumlah instansi, seperti BPBD, dinas kesehatan, dan puskesmas, untuk siap dengan masker sehingga kalau masyarakat membutuhkan bisa langsung meminta ke instansi-instansi itu,” katanya.