JAKARTA, KOMPAS -- Puluhan orang yang tergabung dalam Komunitas #KAMIBERSAMA POLRI menggelar aksi dan mendoakan para anggota kepolisian yang gugur akibat kericuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Dalam aksi ini, mereka mendeklarasikan bahwa masyarakat tidak takut dengan terorisme.
Penggagas komunitas #KAMIBERSAMAPOLRI Ririn Sefsani mengatakan, aksi ini mulai digagas melalui media sosial twitter, facebook, dan whatsapp sejak Rabu (9/5/2018).
" Aksi ini kami rancang sebagai wujud dukacita kami atas anggota polisi yang gugur mempertahankan NKRI. Tema aksi ini yaitu berani perang terhadap kelompok teroris dan ekstrimis di Indonesia," ucapnya di depan Kantor Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/5/2018) malam.
Aksi ini dihadiri oleh sejumlah tokoh lintas agama yang turut mendoakan kelima anggota Polri yang gugur karena kericuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Selasa, (8/5/2018). Selain itu, ada juga pembagian bunga mawar serta penyalaan lilin sebagai simbol untuk merawat kebinekaan.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, dukungan ini menjadi kekuatan bagi Polri untuk terus melawan aksi terorisme. "Saya berterima kasih karena spontanitas dari masyarakat untuk mendukung dan mendoakan Polri. Saya berharap kita semua bisa bersatu untuk melawan terorisme," katanya.
Selain itu, aksi ini juga dihadiri oleh sejumlah anggota parpol, yaitu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Politikus dari PKB Maman Imanulhaq mengatakan, aksi teroris di Mako Brimob tidak sesuai dengan ajaran Islam. Menurut Maman, proses deradikalisasi yang ada di rutan tersebut perlu dibenahi.
"Ajaran Islam kerap digunakan oleh segelintir orang untuk menebar kebencian intimidasi, bahkan pembunuhan. Maka, kita harus mulai mendakwahkan agama yang ramah, agama yang damai," katanya.
Ketua DPP PSI Tsamara Amany mengatakan, insiden yang terjadi di Rutan Mako Brimob merupakan tindakan biadab. "Dengan adanya aksi ini, kami sebagai masyarakat Indonesia menunjukan bahwa kita tidak takut terhadap terorisme.