LAMONGAN, KOMPAS — Kapasitas kanal saluran air pada sudetan Bengawan Solo dari Desa Plangwot, Kecamatan Laren, hingga Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, akan ditambah agar semakin efektif mengendalikan banjir di wilayah Bengawan Solo hilir. Sudetan itu mempercepat aliran sungai ke laut saat debit air sungai naik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono saat meninjau sudetan itu, Jumat (11/5/2018), menjelaskan, sudetan itu berfungsi untuk pengendalian banjir di daerah Lamongan dan Gresik. Saat ini sudetan sepanjang sekitar 12,3 kilometer tersebut memiliki kapasitas 640 meter kubik per detik.
Sebelum ada sudetan, jika Bengawan Solo meluap, banjir di wilayah Laren parah dan area terdampak luas. Sejak tahun 2000-an airnya bisa dialirkan ke sudetan sehingga banjir berkurang.
Akan tetapi, perubahan tata ruang dan sebagainya membuat volume air di sudetan makin besar sehingga kapasitas perlu ditambah. Penambahan itu perlu dikaji dengan hitungan model matematika agar air yang mengalir dapat bertambah dari 640 meter kubik per detik menjadi 1.000 meter kubik per detik.
Penambahan kapasitas itu dikaji secara hidrologis, tinggi dan kemiringannya (gradien) bisa diatur. Biaya untuk penambahan kapasitas sekitar Rp 270 miliar. ”Nanti dilihat dulu, betul tidak kalau diperbesar kapasitas, airnya bisa mengalir. Air itu, kan, mengalir bukan karena lebarnya, tapi karena gradiennya. Kalau ada gradien, akan mengalir; kalau lebar tapi rata, tidak mengalir juga,” tuturnya.
Ia meminta peningkatan kapasitas itu dihitung dulu secara teknis, lalu diputuskan tahun ini dan mulai dikerjakan tahun depan. Panjang sudetan tetap, tetapi volume akan ditambah dengan diperlebar, diperdalam, dan tanggul ditinggikan. Nantinya akan ada hidrolik dan ambang yang mempercepat aliran air.
Jika penambahan kapasitas selesai, dampak banjir bisa berkurang. Biasanya banjir menerjang dua kecamatan, yakni Turi dan Laren, dengan lama genangan sampai tujuh hari atau lebih. Dengan adanya penambahan kapasitas, diharapkan lama genangan lebih pendek dan area terdampak juga berkurang.
”Banjirnya tidak bisa dihilangkan sama sekali karena memang daerahnya itu cekungan atau rawa. Jadi, kalau hujan lokal, ya, tetap saja banjir. Yang bisa diatasi banjir dari sungai (Bengawan Solo),” ujar Basuki.
Fungsi sudetan tidak maksimal karena adanya sedimentasi di sepanjang kanal saluran air. Awalnya panjang sudetan 12,3 kilometer, dengan kemiringan 1/4110, lebar dasar saluran 100 meter, dan kapasitas tampung 640 meter kubik per detik.
Berdasarkan studi peningkatan saluran air darurat tahun 2012 dari PT Raya Konsul, ada rekomendasi penambahan kapasitas. Upaya tersebut dilakukan sejak 2015.
Pelaksanaan peningkatan kapasitas saluran air Plangwot-Sedayulawas pada 2018 dianggarkan hampir Rp 8 miliar. Nilai kontrak untuk kontraktor pelaksana Rp 7,561 miliar, sedangkan untuk konsultan Rp 467,962 juta.