Negara Jamin Keamanan
JAKARTA, KOMPAS — Kericuhan di Rumah Tahanan Cabang Salemba, Markas Komando Brigade Mobil Polri di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, jadi bahan evaluasi pemerintah. Pemerintah menjamin keamanan semua orang. Jaminan keamanan juga diberikan terhadap seluruh agenda nasional dan internasional yang digelar di Tanah Air.
Guna mencegah terulangnya peristiwa di Rutan Mako Brimob pada Selasa hingga Kamis lalu, polisi meningkatkan pengamanan dan kewaspadaan terhadap potensi serangan dari simpatisan dan anggota jaringan teroris.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin meminta masyarakat menyerahkan penyelesaian persoalan di Rutan Mako Brimob kepada Polri. ”Jangan terprovokasi berita-berita yang tidak berdasar dan menghasut. Penegakan hukum dan deradikalisasi sudah bagus,” ujarnya di Cilegon, Banten, Jumat (11/5/2018).
Keamanan
Keamanan tampak diperketat di Mako Brimob. Kemarin pagi, belasan personel Brimob lengkap dengan rompi antipeluru dan senjata laras panjang bersiaga di sekitar gerbang masuk Mako Brimob.
Upaya memperketat pengamanan ini juga dilakukan karena setelah insiden di Rutan Mako Brimob, terjadi dua penyerangan terhadap personel Polri oleh simpatisan kelompok teroris.
Pertama, penyerangan terhadap Brigadir Kepala Marhun Frenje di Mako Brimob oleh TS (22). Awalnya, pada Kamis sekitar pukul 23.29, Marhum melihat TS mengamati kondisi di pintu masuk Mako Brimob selama dua jam. Marhum lalu minta bantuan Brigadir Satu (Briptu) Rahmat Muin dan Briptu Gustru Uce untuk memeriksa TS.
Ketika dibawa ke salah satu ruangan pemeriksaan di Mako Brimob, TS yang menyembunyikan senjata tajam di bawah alat vitalnya menikam Marhum dari belakang. TS juga berusaha menyerang Gustri, tetapi Gustri menghindar dan melakukan tembakan ke arah TS yang mengakibatkan ia meninggal. Setelah dirawat, pada Jumat pagi, Marhum juga meninggal.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menduga pisau yang digunakan TS telah mengandung racun. Akibatnya, Marhum meninggal. ”Lukanya sangat kecil sehingga kemungkinan besar pisau itu beracun,” ujar Tito.
Gugurnya Marhum menambah daftar panjang anggota Polri yang meninggal dalam aksi terorisme. Sebelumnya, pada insiden di Rutan Mako Brimob, lima anggota Polri telah gugur.
Data Densus 88 Antiteror Polri, sejak 2004 hingga Mei 2018, sebanyak 47 anggota Polri gugur dalam peristiwa terorisme. Selain itu, ada 98 personel Polri yang terluka saat berhadapan dengan teroris.
Peristiwa kedua, terjadi saat anggota tim Densus 88 Polri menangkap empat terduga teroris di Jalan Stasiun Tambun, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis lalu, sekitar pukul 01.35. Keempatnya ialah RA (41), JG (30), AM (38), dan HG (40).
Dalam operasi penangkapan tersebut, menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, RA dan JG melawan dengan berupaya mencekik dan merebut senjata api milik polisi. Akibat tindakan itu, polisi menembak keduanya.
Setelah dirawat selama dua jam di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Jakarta Timur, RA meninggal.
Dari keempat terduga teroris, tim Densus 88 Antiteror menyita antara lain, 25 butir peluru kaliber 9 milimeter, 25 buah paku tembak, dan 69 butir peluru gotri. ”Mereka adalah jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat yang berencana menuju Mako Brimob. Mereka diduga akan melakukan aksi saat insiden kerusuhan di Rutan Mako Brimob,” tutur Setyo.
Jaminan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, pemerintah memperhatikan keluarga korban serangan teror di Mako Brimob. Ia juga menegaskan, negara tidak memberi toleransi dan akan bersikap tegas terhadap aksi terorisme. Ini karena negara sangat menjamin keamanan dan keselamatan siapa pun yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu, Moeldoko menuturkan, masyarakat internasional tidak perlu ragu dengan situasi keamanan di Indonesia. Perhatian serius akan diberikan pemerintah terhadap agenda internasional yang akan digelar di Indonesia. Agenda itu, misalnya, Asian Games Ke-18 pada Agustus di Jakarta dan Palembang serta pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional di Bali pada Oktober.
Perhatian serius juga diberlakukan saat pemungutan suara pilkada serentak di 171 daerah pada Juni mendatang.
Seusai menemui Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menuturkan, panasnya politik nasional tidak merusak hubungan personal. Dengan demikian, tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada politik nasional.
Pengamanan ketat
Sebanyak 145 penghuni Rutan Mako Brimob yang dipindahkan dari rutan itu, akan dikawal ketat di dua lembaga pemasyarakatan (lapas) khusus untuk napi berisiko tinggi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, yaitu Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih. Lapas Batu mampu menampung 96 napi, sedangkan Lapas Batu dapat menampung 124 napi.
Di kedua lapas itu, para napi ditempatkan di sel khusus dengan ketentuan ketat seperti pembatasan kunjungan serta larangan menerima makanan dan kiriman apa pun dari luar.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sri Puguh Budi Utami menuturkan, napi perkara terorisme harus ditangani berbeda dan tidak dicampur dengan napi lainnya.
Kendati boleh dijenguk, tidak ada persentuhan langsung antara napi dan keluarganya karena mereka hanya bisa berkomunikasi melalui interkom, dan tatap muka itu dibatasi kaca.
Kepala Bagian Humas Ditjen Pas Ade Kusmanto mengatakan, untuk pembinaan napi terorisme, Ditjen Pas bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT memegang kendali dalam pencegahan dan pembinaan selama dalam lapas serta pembimbingan napi setelah bebas.
Pemerhati terorisme Al Chaidar mengatakan, kesalahan manajemen dalam penanganan napi terorisme di rutan atau lapas bisa berdampak berat. Sebab, napi terorisme ini umumnya telah siap mati dan akan melakukan apa saja demi mewujudkan keyakinannya.