Polisi Bekuk Penembak Tujuh Aparat Keamanan di Puncak Jaya
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
MULIA, KOMPAS — Anggota Tim Khusus Polda Papua dan Polres Puncak berhasil membekuk Yogor Telenggen, salah satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata di Kampung Usir, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Sabtu (12/5/2018). Yogor terlibat dalam tujuh kasus penembakan yang terjadi di sejumlah kabupaten di daerah pegunungan tengah Papua selama enam tahun terakhir ini.
Data yang dihimpun dari Bidang Humas Polda Papua, tim Khusus Polda Papua bersama Polres Puncak Jaya berhasil mengepung tempat tinggal Yogor sekitar pukul 03.00 WIT.
Yogor pun sempat menolak menyerahkan dengan mengeluarkan senjata untuk menembaki aparat. Anggota Timsus pun dengan sigap langsung melumpuhkan Yogor dengan sebuah tembakan di kakinya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar AM Kamal di Jayapura ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan Yogor di Kampung Usir pada Sabtu dini hari.
”Aparat berhasil menyita satu pucuk senjata laras pendek dan lima butir amunisi milik Yogor. Saat ini dia telah dibawa ke Jayapura dan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Kamal.
Ia pun menuturkan, Yogor yang merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata pimpinan Purom Wenda ini terlibat dalam tujuh kasus penembakan yang menewaskan 6 polisi, 1 anggota TNI Angkatan Darat, serta 1 warga sipil.
”Dalam kejadian itu, dua aparat keamanan dari Polri dan TNI mengalami luka parah dan sebuah pesawat dari maskapai Trigana Air juga terkena tembakan saat akan mendarat di Bandara Mulia pada 8 April 2012,” kata Kamal.
Kamal menambahkan, sebelumnya Yogor telah divonis hukuman seumur hidup pada tahun 2013. Namun, ia berhasil melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Kota Jayapura, pada 8 Januari 2016.
”Kami akan memeriksa sejumlah saksi dan kembali menyelidiki keterlibatan Yogor dalam sejumlah aksi penembakan lainnya selama dirinya buron,” ujar mantan Wakapolresta Depok ini.
Koordinator Jaringan Damai Papua Pastor Neles Tebay berpendapat, diperlukan adanya sebuah dialog bersama antara aparat kepolisian, pemerintah, dan kelompok sipil bersenjata.
Langkah ini sebagai solusi untuk mencari jalan keluar agar menghentikan konflik berdarah di Papua yang belum terhenti hingga kini,” ujar Neles.