Presiden Meminta Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Indonesia Masa Depan
Oleh
Dahlia Irawati
·3 menit baca
PASURUAN, KOMPAS — Pondok pesantren berbasis wirausaha atau pesantrenpreneur diharapkan menjadi model bagi salah satu kekuatan ekonomi Bangsa Indonesia di masa depan. Presiden Joko Widodo, Sabtu (12/5/2018), meresmikan model pesantren berbasis wirausaha atau pesantrenpreneur di Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah, Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Program pesantrenpreneur digagas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dalam bentuk peresmian 10 Ummart (yaitu ritel modern di dalam pondok pesantren).
Ummart sendiri merupakan toko ritel modern yang akan melayani kebutuhan pondok pesantren. Harga barang di sana lebih murah dibandingkan toko ritel modern di luar pondok. Selain itu, pembeli juga bisa melakukan pembelian skala grosir. Model bisnis seperti ini dinilai lebih bisa bersaing (baik dari sisi pelayanan pelanggan maupun harga) dengan toko ritel modern.
Selain menjadi toko, Ummart juga difungsikan sebagai pusat inkubator bisnis. Setiap bulan, santri pengelolanya digilir sehingga pengurus akan semakin terlatih mengelola ritel modern di berbagai tempat. Harapannya, selepas dari pesantren, santri bisa membangun usaha serupa di desanya.
”Saya mengapresiasi Hipmi, khususnya Hipmi Jatim, yang telah masuk ke pondok pesantren dengan seluruh santrinya. Ini program peningkatan ekonomi yang dimulai dari para pengusaha muda. Ide dan gagasan seperti ini harus kita dorong agar nanti jumlahnya tidak hanya 10, tetapi seluruh 30.000 pondok pesantren di Indonesia bisa seperti itu,” kata Jokowi dalam pidatonya.
Model pesantren berwirausaha tersebut, menurut Jokowi, harus dikembangkan sehingga pondok pesantren nantinya bisa menjadi kekuatan ekonomi bagi bangsa. ”Pemerintah baru membangun bank wakaf mikro di pondok pesantren. Awalnya 20 unit. Kini sudah 40 unit sehingga nantinya, ke depan ponpes akan menjadi kekuatan ekonomi bagi bangsa ini,” kata Jokowi.
Adapun ketua panitia acara sekaligus Ketua Umum Hipmi Jatim Mufti Anam mengatakan, program pesantrenpreneur mendapat dukungan penuh berbagai pihak, seperti ritel modern, asosiasi pengusaha, dan sejumlah kementerian, baik kementerian perdagangan maupun perindustrian.
”Ritel modern di dalam pesantren awalnya hanya satu di sini, sebagai pilot project. Namun, Menteri Perdagangan menantang kami membangun langsung di 10 lokasi di Jatim. Ke depan, kami berharap model seperti ini bisa dikembangkan di 30.000 pesantren di Indonesia,” kata Mufti Anam.
Mufti Anam menjelaskan, di Indonesia ada 30.000 pesantren dengan 5 juta santri dan 10 juta umat Muslim. ”Jumlah ini bisa menjadi entitas yang menggerakkan ekonomi, bukan hanya di bidang pendidikan, melainkan juga ekonomi masyarakat. Bukan hanya di desa, melainkan juga di seluruh Indonesia,” katanya.
Selain mendirikan Ummart, Mufti Anam mengatakan, Hipmi Jatim telah melakukan pelatihan dan mentoring untuk menyebarkan semangat wirusaha. ”Kami mengajari 100 santri terpilih untuk membuat rencana bisnis. Akan kami pilih 3 business plan terbaik, kami bantu permodalan agar usahanya bisa diaplikasikan ke kehidupan,” katanya.
Ketua Badan Pengurus Pusat Hipmi Bahlil Lahadalia mengapresiasi dukungan pemerintah atas dibangunnya berbagai infrastruktur (termasuk ekonomi) guna menyejahterakan bangsa. ”Rasulullah dahulu pertama membangun infrastruktur (jalan, pasar, dan seterusnya). Ini langkah tepat yang pernah dilakukan rasulullah. Tak ada pertumbuhan ekonomi bangsa yang tidak dimulai dengan membangun infrastruktur. Ini kunci pemerataan ekonomi,” kata Bahlil.
Selain meresmikan Ummart, dalam kesempatan itu, presiden juga menyerahkan 12 sertifikat tanah wakaf, menyerahkan sertifikat tanah, serta menengok perkembangan pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo.