Diledakkan, Tiga Paket Bahan Peledak di Rumah Pelaku Bom Bunuh Diri
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tim Densus 88 Antiteror Kepolisian Negara RI menggeledah rumah pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya. Di rumah tersebut, polisi menemukan tiga paket bahan peledak di ruang depan rumah.
Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan yang ditemui di lokasi mengatakan, tim menyisir rumah pelaku sejak pukul 18.00. ”Di ruang depan ada tiga paket bahan peledak. Isinya sama dengan yang meledak di tiga gereja itu. Langsung diledakkan pukul 19.00,” katanya.
Di ruang depan, ada tiga paket bahan peledak. Isinya sama dengan yang meledak di tiga gereja itu. Langsung diledakkan pukul 19.00.
Bahan peledak tersebut di antaranya belerang, black powder, aseton, korek api kayu, dan styrofoam. ”Styrofoam ini untuk memperbesar daya ledak karena tiga bom yang meledak memiliki kekuatan high explosive,” kata Rudi.
Rumah pelaku di Perumahan Wisma Indah Blok K Nomor 22A, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, itu ditempati enam pelaku bom. Mereka adalah Dita Oepriyanto (48); istrinya, Puji Kuswati (43), dan keempat anaknya, yakni Famela Rizqita (9), Fadhila Sari (12), Yusuf Fadhil (18), dan Firman Halim (16).
Hingga pukul 21.00, tim masih menyisir rumah tersebut untuk memastikan tidak ada lagi bahan peledak yang tersisa. Selain Rudi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Kav M Zulkifli juga berada di lokasi itu.
Tim juga menerjunkan sebuah mobil pemadam kebakaran untuk menyinari rumah pelaku sebab pencahayaan pada malam hari tidak cukup memadai.
Risma mengatakan, dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyejahterakan masyarakat. ”Saya cari anak terlantar, jalan rusak, rumah yang banjir, dan orang kesusahan. Kalau terjadi seperti ini kan saya sedih, menyakitkan,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal ini terulang, pihaknya menyiapkan deteksi dini untuk mengetahui orang-orang yang ingin melakukan teror di Surabaya. Jangan sampai ada orang tidak berdosa menjadi korban lagi.
Sementara tetangga pelaku, Tanjung (50), mengatakan, keluarga tersebut tinggal di rumah itu sejak 2010. Kesehariannya, keluarga Dita tidak mencurigakan. Orangnya tertutup, tetapi sering menyapa warga lainnya. Dita diketahui bekerja sebagai penjual obat herbal.