JAKARTA, KOMPAS — Pascateror bom di Surabaya, Jawa Timur, penjagaan markas kepolisian di Jakarta diperketat. Setiap orang yang berkunjung diperiksa dengan lebih teliti.
Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan bom bunuh diri terjadi di gerbang penjagaan Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, pada pukul 08.50. Peristiwa tersebut terjadi setelah ledakan bom bunuh diri pada Minggu (13/5/2018) di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Pada Senin (14/5/2018), setiap pengunjung yang datang menggunakan sepeda motor di kantor kepolisian resor di Jakarta diminta menjauhi pintu masuk. Mereka harus memarkirkan motornya sekitar 100 meter dari pintu masuk.
Di kantor Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, yang terletak di Kecamatan Kebayoran Baru, belasan petugas polisi berjaga di depan pintu masuk. Dua polisi dari korps brigade mobil (brimob) ikut berjaga. Setiap orang yang masuk diperiksa menggunakan alat pendeteksi logam. Mereka juga diminta melepas jaket dan menunjukkan kartu identitas. Tas yang dibawa pengunjung pun diperiksa dengan teliti.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Polisi Purwanta mengatakan, untuk mengantisipasi aksi teror, penjagaan di beberapa tempat yang diperkirakan menjadi sasaran teroris diperketat. ”Kami juga mendapat bantuan dari brimob untuk menjaga beberapa titik rawan, seperti kantor polsek dan pos polisi,” kata Purwanta.
Ia menambahkan, jumlah personel yang berjaga di Polsek Jakarta Selatan ditingkatkan dua kali lipat dibandingkan sebelum adanya teror bom di Surabaya. Penjagaan mereka juga diperketat sehingga sejumlah pengunjung terlihat bingung dengan pengawasan tersebut.
Sementara itu, di kantor Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat yang terletak di Kecamatan Palmerah, tenda pos polisi didirikan di depan pagar kantor. Terdapat tiga polisi dengan membawa senjata laras panjang berjaga di tenda tersebut.
Sejumlah pengunjung yang membawa motor tampak kebingungan karena diminta menjauh dari pintu masuk dan memarkirkan motornya sekitar 100 meter dari kantor polsek Jakarta Barat. Pengunjung juga harus melewati beberapa pemeriksaan, seperti tas, dan wajib meninggalkan kartu identitas.
Di depan pos penjagaan, terdapat belasan petugas berjaga dengan senjata api laras panjang. Salah seorang polisi mengatakan, kondisi kantor kepolisian sedang siaga satu.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Polisi Purnomo mengatakan, petugas tersebut diturunkan dari Direktorat Sabhara, satuan perwakilan reserse dan kriminal (reskrim), dan tim pemburu preman.
”Meskipun pengamanan diperketat, kami tetap melayani masyarakat yang ingin melaporkan kehilangan atau mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK),” kata Purnomo. Ia menambahkan, semua pelayanan umum tetap dilayani seperti biasa.
Pengamanan di tingkat polsek juga ditingkatkan. Purnomo mengatakan, kebijakan pengamanan di tingkat polsek diserahkan kepada masing-masing kepala polsek. ”Peningkatan penjagaan akan terus dilakukan sampai situasi lebih kondusif,” ujarnya.