SURABAYA, KOMPAS — Sampai dengan pukul 11.15, Senin (14/5/2018), kawasan Polrestabes Surabaya tetap disterilkan dari aktivitas masyarakat. Tim penyidik masih menangani ledakan bom bunuh diri di gerbang penjagaan yang terjadi pada pukul 08.50.
Pantauan di Jalan Cendrawasih di samping Polrestabes Surabaya, petugas melarang siapa pun yang tidak mereka kenal untuk mendekat. Garis polisi dipasang lebih kurang 100 meter dari pintu akses ke kompleks bangunan itu.
Jalan Cendrawasih merupakan batas utara Polrestabes Surabaya. Batas selatan adalah Jalan Sikatan. Batas timur merupakan Jalan Veteran yang merupakan akses searah dari Jembatan Merah menuju Tugu Pahlawan.
Di bawah garis polisi dipasang pagar pembatas. Hanya kendaraan dan petugas Polri yang diperkenankan masuk. Masyarakat yang ingin melihat peristiwa dilarang mendekat.
Kabaghumas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser yang sedang berada di Jalan Cendrawasih mengatakan, dirinya terlambat datang untuk menemani Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini datang ke Polrestabes Surabaya untuk turut membantu penanganan teror bom.
”Karena itu, saya berada di luar. Ibu Wali Kota Surabaya pertemuan di dalam. Kami prihatin terhadap teror bom dua hari ini dan mendukung penuh polisi menanganinya,” kata Fikser.
Minggu (13/5/2018) antara pukul 07.00 dan pukul 08.00, bom meledak di tiga gereja di Surabaya yang mengakibatkan 14 orang tewas dan 40 orang terluka. Bom meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. Pada malam, bom rakitan meledak di Rusunawa Wonocolo, Taman Sidoarjo.