Program Akselerasi Google Fokus pada Enam Industri Strategis Nasional
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan rintisan atau startup yang berambisi mengatasi masalah-masalah nasional Indonesia menjadi sasaran program akselerator Digitaraya yang digelar Kibar, pengembang startup di Indonesia, dan Google. Program gratis yang digelar di Silicon Valley, Amerika Serikat, itu akan menampung delapan startup terpilih dan dimulai pada 6 Agustus 2018.
Peserta program yang diutamakan merupakan startup dari sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, pariwisata, logistik, dan energi. Startup yang dimaksud di sini adalah mereka yang sudah menciptakan produknya dalam bentuk konkret dan sedang memasuki tahap pemasaran.
”Dalam tahap itu, startup perlu memahami pasarnya, siapa target pengguna mereka, dan bagaimana menjangkau mereka. Desain produk itu juga harus sesuai dengan kebutuhan mereka. Program akselerator ini membantu startup mengatasi tantangan itu,” ucap Wakil Presiden Digitaraya Nicole Yap di sela-sela peluncuran Digitaraya, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2018).
Digitaraya adalah startup akselerator dari kolaborasi antara Kibar dan Google Developers Launchpad, bagian dari Google yang mengoperasikan program akselerasi global untuk membantu startup berkembang. Kerja sama dengan Google itu, menurut Nicole, bisa memperkaya perspektif startup Indonesia yang mengikuti program akseleratornya dengan saran dari segi pandang internasional.
”Digitaraya terhubung dengan jaringan Google dan akselerator dari berbagai tempat di dunia. Startup yang mengikuti program akselerator ini dapat belajar serta berbagi pengalaman dan informasi dengan jaringan internasional itu. Kerja sama ini sangat menarik karena tujuan akhir kami adalah untuk mengembangkan startup yang bisa menarik perhatian investor global ke Indonesia,” kata Nicole.
Dalam siaran persnya, Kevin O’Toole, Kepala Pertumbuhan Internasional Google Developers Launchpad, mengatakan, ”Kerja sama berbentuk Powered by Google Developers Launchpad ini bertujuan memberdayakan eksosistem startup di seluruh dunia lewat berbagai akselerator terbaik. Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Digitaraya dalam memajukan ekosistem startup Indonesia.”
Ambisi Digitaraya untuk menjadikan Indonesia sebagai kontributor ekosistem startup global itu, ujar Nicole, masih harus menempuh jalan yang panjang. ”Tim kami kuat tetapi kecil (dari segi jumlah staf). Untuk memberikan dampak internasional, kami harus membangun kerja sama dengan partner kuat yang memiliki visi dan nilai yang sama dengan kita,” ucapnya.
Pengalaman dari Silicon Valley
Andy Fajar Handika, CEO Kulina, menceritakan pengalamannya ikut serta program akselerator di Silicon Valley pada akhir 2017. Salah satu pelajaran penting yang ia terapkan dari program itu adalah bagaimana mengambil keputusan berbasis bata dan bukan dari asumsi yang kadang tidak nyata.
”Sebelumnya, saya tidak sadar punya masalah itu. Setelah exposure dengan mentor dari Google, saya belajar tentang proses decision making yang benar,” kata Andy.
Pelajaran dari program akselerator itu menyadarkan Andy mengenai sejumlah pekerjaan rumah yang ia harus lakukan untuk perusahaannya.
”Saya juga mendapat pandangan baru dari participant yang berasal dari negara lain. Sekarang, pertumbuhan perusahaan saya lebih baik. Eksposurnya pun lebih luas,” ujarnya.
Kepala Hubungan Startup Digitaraya Alyssa Maharani mengungkapkan, program akselerator Digitaraya pada 2018 ini di antaranya tentang business model, management skills, dan pitch refinement. Tahun ini, proses pendaftaran dan seleksi startup yang ingin ikut serta program akselerator itu dimulai sejak 15 Mei 2018 hingga 15 Juli 2018.