SURABAYA, KOMPAS Polri terus memburu jaringan teroris di sejumlah kota di Jawa Timur. Hingga Rabu (16/5/2018), sebanyak 18 orang ditahan di Mako Detasemen Gegana Watukosek, Mojokerto. Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri juga menembak empat terduga teroris di Sidoarjo dan Surabaya karena melawan petugas.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan, ke-18 orang di Mojokerto, rinciannya 14 terduga teroris, 3 saksi, dan 1 anak balita. “Bersamaan dengan penindakan di Kelurahan Manukan, Kecamatan Tandes, Surabaya, Selasa malam, Densus 88 juga melakukan penindakan di Sidoarjo dan Malang,” jelasnya, di Markas Polda Jatim, Rabu,.
Barung mengatakan, dari penindakan Selasa malam di Tandes, polisi menembak mati terduga teroris Dedi alias Teguh alias Anto. Juga diamankan Suyanti, istri Anto, dan tiga anak mereka. Suyanti berstatus tersangka dan ditahan, sedangkan ketiga anak dalam perlindungan Polda Jatim.
Penindakan terhadap terduga teroris dan jaringannya dilakukan setelah terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu pagi. Malam harinya terjadi ledakan bom di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo, dan Senin pagi terjadi ledakan bom di Markas Polrestabes Surabaya.
Dari 14 terduga teroris di Mako Detasemen Gegana Watukosek, salah satunya Syamsul Arif alias Abu Umar (37). Abu yang ditangkap di Malang, merupakan pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jatim dan guru dari Dita Oepriyanto, peledak bom tiga gereja di Surabaya. Dari penindakan itu, ditemukan banyak peledak siap pakai, maupun yang masih berupa bahan.
Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan mengatakan, di rumah kontrakan Tri Murtiono, peledak bom Mapolrestabes Surabaya, ditemukan 54 bom pipa. Terdiri dari 27 bom siap ledak dan 27 lainnya masih proses perakitan. Puluhan bom itu dijinakkan pada Selasa lalu.
Selain itu Unit Penjinak Bom Satuan Brimob Polda Jatim, juga menjinakkan 74 bom dan 12 kilogram bahan peledak. Barang bukti itu disita dari pelaku dan terduga teroris. Sebanyak 74 bom itu terdiri dari 31 bom pipa dan 43 bom cangkir. Sementara bahan peledak terdiri dari 2 kg bahan peledak yang sudah jadi, 5 kg belerang (sulfur), serta 5 kg arang (corcoal).
Barung mengatakan, pelaku yang tewas di ketiga gereja, Rusunawa Sidoarjo, dan Mapolrestabes Surabaya, tercatat 13 orang. Jasad pelaku tersimpan di kamar jenazah RS Bhayangkara. Belum ada keluarga mengambil.
Polisi telah mendatangi keluarga pelaku. Namun, mereka menolak mengakui pelaku sebagai bagian keluarga. “Polda Jatim mengimbau keluarga mengambil jenazah. Jika dalam tujuh hari tidak diambil, polisi akan mengambil sikap,” kata Barung.
Polisi akan berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim, dan tokoh-tokoh agama, untuk menentukan sikap. Kemungkinan akan dimakamkan di tempat tertentu.